Merayakan Hari Pariwisata Dunia di 4 Kampung Kreatif Lombok

Advertorial | CNN Indonesia
Selasa, 20 Sep 2022 00:00 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa salah satu target perayaan World Tourism Day
(Model foto: Zoe Jackson)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa salah satu target perayaan World Tourism Day (WTD) yang mengusung tema Rethinking Tourism as a Key Element on Recovery adalah untuk merumuskan langkah-langkah pencapaian tujuan ekonomi berkelanjutan melalui penciptaan 1,1 juta lapangan kerja baru yang berkualitas di sektor pariwisata dan lingkungan kreatif.

Salah satu contoh keberhasilan pengembangan ekonomi kreatif (ekraf) sebagai bagian dari pilar utama kegiatan pariwisata adalah kemunculan desa-desa wisata berbasis ekraf yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Bali. Perayaan World Tourism Day (WTD) sendiri akan diadakan di Bali pada 27 September mendatang.

Berjarak hanya 60 mil dari Bali, Pulau Lombok juga secara perlahan mengikuti langkah Pulau Dewata dalam mengembangkan sektor pariwisata berbasis ekraf. Mengangkat Budaya Sasak yang unik dan ketersediaan fasilitas wisata yang lengkap, Pulau Lombok memiliki sejumlah keunggulan dalam bidang ekonomi kreatif.

Pada tahun 1980 hingga 1990-an, pulau mungil di timur Bali ini mendapatkan gelar sebagai Bumi Gora atau daerah penghasil padi dengan status swasembada pangan di Indonesia. Karena itu, Lombok dikenal sebagai tempat penghasil produk pertanian unggul Indonesia.

Namun, tidak semua masyarakat Lombok menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Di beberapa kecamatan, ada sejumlah desa atau kampung yang menjadikan sumber pendapatan dari menjual hasil produk ekraf seperti kerajinan, tahu, dan kerupuk.

Penasaran dengan kampung-kampung di Lombok penghasil kerajinan, tahu, dan kerupuk? Sebelum membahas kampung-kampung tersebut, jangan lupa saksikan NGANTRI atau Ngobrol Bareng Mas Menteri setiap akhir pekan bersama bintang tamu spesial secara live di akun Instagram @pesona.indonesia. Ikuti juga kuisnya dengan cara follow akun Instagram @pesona.indonesia, jawab pertanyaan di kolom komentar, dan mention 3 temanmu untuk ikut kuis.

Kemudian, ikuti juga Stitch Challenge di akun Tiktok @pesonaindonesia. Caranya, unggah video dan beri 3 tips jadi wisatawan baik versi kamu, lalu mention akun Tiktok @pesonaindonesia dengan hashtag wajib #JadiWisatawanBaik dan #HariPariwisataDunia pada caption, dan dapatkan beragam hadiah menarik dari Pesona Indonesia.

Berikut adalah 4 kampung di Pulau Lombok yang berhasil memproduksi produk ekraf yang bisa diburu untuk dijadikan oleh-oleh.

1. Kampung Gerabah, Banyumulek

adv kemenkraft

Desa Banyumulek berada di Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat. Desa ini ditetapkan sebagai pusat kerajinan gerabah terbesar di Lombok, karena hampir 80 persen dari total penduduknya adalah pengrajin gerabah.

Kegiatan membuat gerabah ini diyakini masyarakat Desa Banyumulek sebagai salah satu warisan turun-temurun dari para leluhur yang oleh penduduk lokal dikenal dengan nama pemongkak atau kemongkak.

Kini, produk-produk kerajinan gerabah Desa Banyumulek sudah memiliki berbagai macam variasi seperti guci, asbak, kendi, kuali, dan berbagai jenis hiasan dari tanah liat untuk keperluan interior.

Selain Desa Banyumulek, ada desa-desa lain yang juga memproduksi gerabah, yaitu Desa Penujak di Kabupaten Lombok Tengah dan Desa Masbagik di Kabupaten Lombok Timur. Hasil kerajinan gerabah dari Lombok ini pun sudah berhasil menembus pasar internasional.

2. Kampung Tenun, Sukarara

Desa Sukarara berlokasi di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah. Kampung ini terkenal sebagai penghasil kain tenun dengan kualitas terbaik, khususnya kain songket Sasak. Memiliki jumlah penduduk sekitar 9.000 jiwa, hampir semua penduduk wanita Desa Sukarara berprofesi sebagai penenun.

Kegiatan menenun di Desa Sukarara bermula dari tradisi masyarakat Lombok, khususnya dua bagian dari Suku Sasak, yakni Suku Sasak Pujut dan Suku Sasak Pejanggik. Kedua suku tersebut memiliki peraturan, wanita diperbolehkan menikah jika sudah bisa membuat kain tenun untuk dipersembahkan kepada calon suami. Walaupun kini peraturan tersebut sudah tidak diterapkan seperti semula, sebagian masyarakat Suku Sasak Pujut dan Suku Sasak Pejanggik masih menjaga tradisi tersebut.

Kain Tenun Sukarara berhasil menjadi salah satu produk ekraf unggulan Pulau Lombok yang sukses menembus pasar internasional. Selain Desa Sukarara, ada beberapa kampung lain yang juga berpenghasilan dari kain tenun, seperti Desa Sade dan Desa Ende yang juga berlokasi di Kabupaten Lombok Tengah.

3. Kampung Tahu, Kekalek

adv kemenkraft

Kampung Tahu, Kekalek berada di Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah. Sejak tahun 1980-an Dusun Kekalek di Desa Murbaya dikenal sebagai salah satu sentra produksi sejumlah produk kuliner seperti tahu, tempe, kerupuk singkong (di Lombok dikenal sebagai jaje tujak), dan keripik singkong (dikenal sebagai jaje tejok).

Tahu Kekalek memiliki cita rasa lembut dan berair ketika dimakan langsung saat mentah, kemudian akan terasa gurih setelah digoreng. Cita rasa yang khas ini didapatkan dari proses pembuatan yang memerlukan waktu hampir 1 hari penuh, mulai dari pemilahan biji kedelai, proses penggilingan, pengukusan selama 6 jam, pengadukan bumbu, serta penyaringan sebelum dituang ke dalam cetakan tahu.

Produksi tahu ini tidak menggunakan bahan pengawet sama sekali, sehingga hanya mampu bertahan sekitar 2 sampai 3 hari. Adapun agar tahu Kekalek bisa dinikmati lebih lama, masyarakat Lombok punya cara tersendiri melakukan pengawetan secara alami, yaitu merendam tahu ke dalam air panas atau mengukusnya beberapa menit. Proses itu dilakukan setiap hari agar tahu menjadi lebih padat dan bisa bertahan hingga 2 minggu.

4. Kampung Kerupuk, Seganteng

Kerupuk adalah salah satu camilan favorit masyarakat Indonesia. Bagi kamu yang suka dengan camilan ini, Kampung Kerupuk, Seganteng bisa menjadi salah satu tujuan berburu oleh-oleh saat berlibur ke Lombok.

Kampung Seganteng di Kelurahan Cakranegara Selatan, Kota Mataram telah lama dikenal sebagai sentra produksi kerupuk kulit sapi yang renyah dan nikmat, sehingga selalu diburu oleh penikmat kuliner.

Saking terkenalnya, produk kerupuk kulit Seganteng sangat mudah ditemukan di berbagai pasar tradisional, toko kelontong, pusat oleh-oleh, toko online, dan beragam rumah makan yang tersebar di Lombok.

Siap berburu produk kreatif di Kampung Lombok? Pastikan sudah melengkapi diri dengan vaksin booster sebelum berlibur ke Lombok, dan usahakan tetap mematuhi protokol kesehatan, mulai dari penggunaan masker yang benar, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak agar aktivitas wisata tetap aman dan nyaman.

Informasi mengenai destinasi wisata dan inspirasi ekonomi kreatif #DiIndonesiaAja juga bisa didapatkan dengan mengikuti akun Instagram @pesona.indonesia, Facebook @pesona.indonesia, Twitter @pesonaindonesia, TikTok @pesonaindonesia, YouTube Pesona Indonesia, dan mengunjungi website www.indonesia.travel.

(adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER