Jakarta, CNN Indonesia --
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ade Irfan Pulungan mengatakan Partai Demokrat sengaja 'menyerang' Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menarik simpati publik dan mendongkrak popularitas menjelang Pemilu 2024.
Ade pun heran kritik 'gunting pita' yang disampaikan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) baru disampaikan saat ini mendekati tahun politik.
"Apakah ini pertanda Pemilu sudah dekat? Jadi Demokrat ingin mendapat simpati lah karena Demokrat itu kan selalu memang mengambil sebuah momen ketika keadaan mereka sulit lah gitu," kata Ade dalam acara 'Political Show' yang disiarkan CNN Indonesia TV, Rabu (21/9) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi mungkin mendapatkan simpati dan empati, supaya bisa jadi rating AHY naik karena ini, memang pertanda Pemilu dekat," imbuhnya.
Ade menyebut pembangunan infrastruktur merupakan program berkesinambungan dari pemerintahan satu ke pemerintahan lainnya. Menurutnya, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga meneruskan program Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.
"Pembangunan itu kan berkesinambungan. Tidak mungkin kita bisa pisahkan dari satu pemerintahan atau dari satu presiden ke presiden berikutnya, itu bullhsit. Karena pemerintah kan pemerintah republik Indonesia," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno juga menilai Demokrat sengaja mengambil momen ini sebagai pemanasan jelang Pemilu 2024.
Kali ini, kata Adi, Demokrat mencoba menyerang salah satu program utama Jokowi sejak 2024 lalu, yakni pembangunan infrastruktur.
"Jadi jantung politik yang dimiliki Pak jokowi itulah yang sebenarnya ingin disasar oleh Partai Demokrat. Di satu sisi ingin bilang jantung kepuasan publik yang dilakukan oleh Pak Jokowi itu salah satunya adalah dilakukan oleh Pak SBY," kata Adi.
Adi menyayangkan langkah itu lantaran mayoritas rakyat tidak memperdulikan capaian pemerintah sebelumnya. Rakyat menurutnya akan memilih calon pemimpin yang memiliki figur sederhana dan suka memberikan bantuan sosial.
Adapun ia menilai manuver yang dilakukan partai berlogo mercy saat ini adalah menyasar pemilih rasional yang menurutnya hanya berkisar 10 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
"Jadi seperti 'Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja karena hanya sebatas gunting pita, maka kalau ingin Indonesia lebih baik 2024, pilihlah Partai Demokrat dan pilih lah AHY', ini kan jualan politik," kata dia.
Bantahan Demokrat di halaman selanjutnya...
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon membantah pernyataan Ade maupun Adi. Jansen menilai partainya tidak sedang mencari simpati menjelang Pemilu 2024.
"Terlalu jauh itu," kata Jansen.
Jansen menjelaskan, alasan AHY mengatakan hal tersebut karena menyerap suara kader-kader Demokrat yang mempertanyakan klaim berlebihan pemerintahan Jokowi terkait infrastruktur.
"Kita harus akui Pak Jokowi, humasnya, termasuk buzzer-buzzer itu begitu, memang berhasil melekatkan soal Indonesia ini baru dibangun di masa Pak Jokowi, seluruh infrastruktur yang ada di Indonesia baru dibangun di masa Pak Jokowi, kan begitu dia," ujarnya.
Jansen mengatakan pemerintahan SBY juga berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Ia mencontohkan pembangunan Waduk Jatigede, Jawa Barat yang sudah berjalan sejak 2007 atau saat SBY berkuasa.
Menurutnya, Waduk Jatigede akhirnya diresmikan pada 2015 lalu atau delapan bulan usai Jokowi dilantik menjadi orang nomor satu di Indonesia. Jansen menyebut tidak masuk akal dalam rentang waktu delapan bulan mampu merampungkan proyek waduk dengan luas lahan mencapai 4.900 hektare.
Jansen kemudian menyinggung jembatan Soekarno yang diresmikan oleh Jokowi pada Mei 2015, lalu jembatan Merah Putih di Ambon pada April 2016, hingga tol Cipali pada Juni 2015.
"Tol Cipali yang paling panjang itu, tol terpanjang di Indonesia, 116 KM itu diresmikan Juni 2015, berarti baru delapan bulan Pak Jokowi memerintah. Buktikan kalau bisa membangun tol sepanjang itu dalam delapan bulan. Mulai start di kita, jadi pak SBY itu dia. Artinya yang disampaikan mas AHY itu tidak salah," ucap Jansen.
[Gambas:Infografis CNN]
Dalam kesempatan yang sama, Anggota DPR dari Fraksi PDIP Adian Napitupulu membantah sejumlah pernyataan yang disampaikan Jansen. Adian menyebut waduk Jatigede sudah mulai proses relokasi sejak tahun 1982 dan dilanjutkan desain pembangunan pada 1988.
"Jadi baru nyemennya di zaman SBY, artinya itu juga bukan direncanakan lalu direlokasi SBY dan kabinetnya, tidak. Antar pemerintah tidak perlu lah berkompetisi, ini seolah-olah diajak berkompetisi kan," kata Adian.
Adian juga mengoreksi pernyataan Jansen yang menyebutkan tol Cipali merupakan tol terpanjang di Indonesia. Ia menyebut tol terpanjang saat ini adalah tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung, yakni mencapai 189,4 kilometer. Ruas tol ini mulai beroperasi sejak 14 November 2019 atau era pemerintahan Jokowi.
Adian lantas mempertanyakan apa maksud partai Demokrat menyebut pemerintahan Jokowi mengklaim infrastruktur yang juga sudah dirancang pada zaman SBY. Ia memastikan pemerintahan Jokowi tak over claim melainkan menyampaikan pertanggungjawaban kepada publik.
"Jangan baper lah. Wajib tidak seluruh pemerintahan mempertanggungjawabkan apa yang dia sudah kerjakan? wajib dong. Apakah itu bentuk kesombongan? tidak. Sehingga tidak ada yang perlu merasa tersinggung," ucap Adian.
"Kenapa minta disebut terus sih? seolah takut hilang dari catatan sejarah? tidak usah lah," imbuhnya.