Menengok Deforestasi Mangrove di Delta Mahakam, Pintu Masuk IKN

CNN Indonesia
Jumat, 23 Sep 2022 09:34 WIB
Delta Mahakam yang sebelumnya didominasi ekosistem mangrove alami, kini lebih dari setengah telah mengalami deforestasi serius.
Warga saat memeriksa mangrove yang sudah di tanam di sekitar tambak. (CNN Indonesia/Yuda Almerio)

Langkah YKAN dan Bioma dalam mengampanyekan penanaman mangrove itu merupakan aksi preventif, sebab dalam laporan ilmiah para peneliti Inggris dan Indonesia belum lama ini, ditemukan adanya potensi tsunami di Selat Makassar.

Merujuk pada artikel di Jurnal Perikanan Tropis (2017) disebutkan penanaman dan pemeliharaan ekosistem mangrove di pesisir dapat mengurangi arus tsunami.

Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Delta Mahakam, Ahyar pun sepakat dengan hal tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita memang enggak pernah berharap ada tsunami, tapi setidaknya petaka ini bisa dihindari," katanya.

Oleh karena itu, hutan bakau di Delta Mahakam yang berada di salah satu pintu masuk menuju IKN Nusantara penting untuk dilestarikan. Pasalnya, mangrove inilah menjadi penjaga dari tsunami, topan hingga abrasi.

"Dulu sosialisasinya enggak mudah. Polhut pun kami lawan, enggak bisa keras-keras. Soalnya, enggak semua warga paham (deforestasi mangrove). Tapi sekarang, sudah banyak yang mengerti," kata Ahyar.

Ahyar mengatakan bukaan lahan mangrove ditengarai sudah 60 persen.  Syukurnya dalam dua tahun terakhir, kata dia, sejumlah pihak banyak membantu seperti YKAN atau Bioma. Mereka pun tak bosan-bosan mengedukasi warga yang masih menilai keberadaan mangrove di tambak adalah racun.

"Kami juga sudah membuktikan dengan mendatangkan ahli dan praktik langsung. Dan terbukti, tambak dengan mangrove baik-baik saja," tegasnya.

Besar harapan Ahyar agar ke depan warga yang berada di kawasan Delta Mahakam lebih peka dengan menjaga mangrove. Sebab fungsi dari tanaman ini begitu krusial. Jangan sampai bukaan lahan tiap tahun terus bertambah.

Terpisah, Senior Manajer Pembangunan Hijau Kaltim YKAN, Alfan Subekti mengatakan skema perlindungan dan restorasi mangrove di kawasan Delta Mahakam ialah Insentif Berbasis Kinerja.

Selain itu di lapangan juga digunakan metode silvofishery. Cara ini merupakan penghijauan sekaligus budidaya hewan tambak seperti kepiting, udang, lobster dan ikan tanpa mengancam fungsi ekologi mangrove.

"Dalam proses lanjutannya para nelayan akan didampingi, termasuk dalam pengolahan turunan dari hasil tambak. Seperti kerupuk udang, petis dan terasi," jelasnya.

Dia pun meyakini dengan menyelaraskan ekologi, ekonomi, dan sosial maka ke depan akan menjaga keberlanjutan program ke depan. Dengan demikian, warga yang berada di Delta Mahakam bisa merasakan manfaat ekonomi dan kesejahteraan dengan melindungi mangrove.

"Kesepakatannya, 10 persen dari keuntungan digunakan untuk program perlindungan dan restorasi mangrove," ujar Alfan.

Setali tiga uang, Lurah Muara Kembang, Masriansyah mengatakan, sejak dahulu Muara Ulu Kecil, Besar serta Muara Kembang terkenal dengan hasil lautnya. Pun demikian tambak yang berada kawasan di Delta Mahakam.

Hasil dari nelayan ini juga merupakan sumber pemasukan bagi ekonomi Kukar. Selain itu, saat ini nelayan di Muara Kembang dan sekitarnya sudah mulai mengembangkan tambak ramah lingkungan. Mereka tidak lagi membabat mangrove saat membuka tambak.

"Semua kampung nelayan sudah mulai fokus untuk restorasi mangrove," kata Alfan.

(rio/kid)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER