Balas Adian PDIP, Demokrat Sindir Sosok yang Biasa Matikan Mikrofon

CNN Indonesia
Sabtu, 24 Sep 2022 15:39 WIB
Ilustrasi. Kader Partai Demokrat menyinggung pembungkaman dalam rapat dengan mematikan mikrofon. (Foto: Pixabay/goranmx)
Jakarta, CNN Indonesia --

Politikus Partai Demokrat Syahrial Nasution menyindir sosok yang terbiasa mematikan mikrofon saat sidang di DPR yang berpotensi membungkam rakyat kelak jika jadi Presiden.

Hal itu dikatakannya merespons pernyataan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu yang meminta Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak usah berbicara lagi ke publik apabila tidak membekali diri dengan pernyataan yang disertai data valid.

"Bisa dibayangkan, jika orang yang terbiasa mematikan mikrofon saat sidang di DPR menjadi presiden. Akan berapa banyak suara rakyat yg dibungkam?" cetus Syahrial lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (24/9).

Saat ditanya apakah sosok yang dimaksud adalah Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, Syahrial tidak membenarkan dan tidak membantah.

Ia hanya menyarankan Puan mengubah karakter bila sosok yang dimaksud publik itu ialah putri Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri tersebut.

"Kalau publik menilai seperti itu [Puan], ya sebaiknya beliau segera mengubah karakter tersebut," ucapnya.

Syahrial menambahkan Fraksi Partai Demokrat DPR memiliki pengalaman dibungkam oleh pemerintah atau parpol pendukung pemerintah.

Menurutnya, hal itu terjadi saat Fraksi Partai Demokrat DPR menolak pengesahan RUU Cipta Kerja (Ciptaker) disahkan di Rapat Paripurna DPR 2020 silam.

Situasi serupa, katanya, terulang kembali saat anggota Fraksi Partai Demokrat DPR ingin menyuarakan penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi.

"Anggota DPR kami tidak diberikan kesempatan bicara untuk menyampaikan argumentasi dan aspirasi publik. Termasuk yang terakhir, saat menolak kenaikan harga BBM. Mikrofon selalu dikuasai dan dikendalikan, sehingga aspirasi publik tak tersalurkan," ujarnya.

Sebagai informasi, pidato Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Rapimnas Partai Demokrat 2022 telah memicu hubungan antara PDIP dengan Partai Demokrat beberapa hari terakhir.

AHY menyindir pemerintahan Jokowi hanya menggunting pita proyek infrastruktur SBY. Dia juga menyindir program bantuan langsung tunai (BLT) kenaikan harga BBM.

"Dulu dihina-hina BLT kita. 'Apa itu BLT, hanya untuk menghamburkan uang negara?' Dibilang kita tak punya cara lain. Padahal itulah cara yang bijaksana untuk membantu rakyat miskin," kata AHY pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Demokrat di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Kamis (15/9).

Sementara itu, SBY melemparkan dugaan upaya mengarahkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 hanya diikuti dua pasangan capres-cawapres ke publik.

Dia juga menyebut ada kemungkinan pilpres berjalan tak adil, alias penuh kecurangan.

"Konon akan diatur dalam Pemilihan Presiden nanti yang hanya diinginkan oleh mereka dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka," ungkap SBY.

Terkait insiden mikrofon, Puan sempat mengakui mematikan mik politikus Partai Demokrat dalam Rapat Paripurna saat menyampaikan penolakan terhadap RUU Cipta Kerja, Oktober 2020.

Puan menyebut itu dilakukan karena permintaan pimpinan sidang karena tindakan politikus Demokrat yang terus memencet tombol membuatnya tak bisa bicara.

"Makanya kemudian pimpinan sidang meminta kepada saya untuk mengatur jalannya persidangan supaya dia bisa berbicara, bisa enggak dimatiin, saya kemudian mematikan mik tersebut," imbuh Puan, dalam vlog Boy Williams, 2020.

(mts/arh)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK