Peringati Hari Tani Nasional, Buruh dan Petani Demo Depan Istana
Ratusan massa buruh dan petani menggelar aksi di depan Istana Kepresidenan, kawasan Patung Kuda, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat pada Sabtu (24/9), dalam rangka peringatan Hari Tani Nasional.
Dalam aksinya, mereka menyoroti kebijakan reformasi agraria di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo yang dinilai belum terealisasi sepenuhnya.
"Presiden Jokowi juga yang berjanji meredistribusi tanah untuk petani sekitar 9 juta hektar, tapi sayangnya kebijakan beliau tidak ditindaklanjuti oleh pejabat yang ditunjuk untuk mengimplementasikan reforma agraria," kata Presiden KSPI Said Iqbal dalam jumpa pers aksi.
Menurut Iqbal, saat ini masih banyak petani yang masih kehilangan tanah mereka lantaran tak kunjung diberikan hak kepemilikan oleh negara. Padahal, mereka telah mengelola tanah selama puluhan tahun.
Sebaliknya, Iqbal bilang para petani kerap mendapat kriminalisasi karena mempertahankan tanah mereka. Mereka mendapat intimidasi dan kekerasan oleh para preman berbaju sipil.
"Petani bahkan bercerita sudah puluhan tahun 1940 menduduki atau menggarap tanah dan sudah ada girik tapi tidak juga dinyatakan hak milik bahkan dua kali dipenjara dalam memperjuangkan haknya," katanya.
Iqbal mengaku pihaknya telah diterima perwakilan Istana untuk menyampaikan tuntutan aksi. Mereka diterima perwakilan Kantor Staf Presiden Heru Budi Hartono.
Selain menuntut pelaksanaan reforma agrari, mereka buruh dan petani dalam aksinya juga menolak kenaikan harga BBM. Mereka menyebut kenaikan BBM juga berdampak pada harga pupuk yang ikut melonjak.
"Karena itu SPI (Serikat Petani Indonesia) dan partai buruh menolak kenaikan harga BBM yang lebih memberatkan petani," katanya.
Hingga berita ini ditulis, massa buruh telah membubarkan diri. Aksi telah digelar sejak pukul 11.00 WIB. Berdasarkan pantauan, polisi juga telah membuka akses lalu lintas di Jalan Medan Merdeka Barat yang sebelumnya sempat ditutup.
(thr/dzu)