Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 3.702 warga dan 1.156 rumah terdampak akibat banjir dan tanah longsor di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan peristiwa tersebut dipicu oleh hujan deras yang menyebabkan debit air Sungai Cipelabuh dan Cikaso meluap dan merusak beberapa tanggul hingga permukiman warga.
Abdul menambahkan, dampak dari peristiwa itu yakni satu warga mengalami luka berat dan kini masih dirawat di rumah sakit. Selain itu, lima unit rumah dinyatakan rusak berat, 19 unit rumah rusak sedang dan 18 unit rumah rusak ringan, sehingga total ada 1.156 unit rumah terdampak dari bencana tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terdapat beberapa fasilitas umum yang juga terdampak, antara lain 20 unit fasilitas pendidikan, delapan unit fasilitas ibadah, tiga tanggul penahan tebing, dan lima unit jembatan serta empat titik jalan juga mengalami kerusakan," kata Abdul dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/9).
Lihat Juga : |
Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut hingga kini masih terus melakukan penanganan bencana, pemberian bantuan logistik dan juga melakukan pembersihan material.
Bupati Kabupaten Gabut Rudy Gunawan disebut akan menetapkan status tanggap darurat kejadian banjir dan tanah longsor. Selain itu, Pos Komando Penanganan Darurat Bencana juga telah dibangun.
Lebih lanjut, Abdul mengingatkan hujan disertai petir dan angin kencang pada waktu antara siang atau sore hingga menjelang malam hari masih berpotensi terjadi pada Selasa (27/9). Hal itu mengacu pada prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Berdasarkan kajian InaRISK BNPB, kata dia, Kabupaten Garut merupakan wilayah dengan risiko bencana banjir dan longsor pada tingkat sedang hingga tinggi.
"BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagan, mengingat sebagian wilayah Indonesia akan memasuki musim penghujan," kata Abdul.
(lna/isn)