Bupati Tapanuli Utara (Taput) Sumatera Utara (Sumut) Nikson Nababan menceritakan bagaimana suasana kepanikan saat gempa mengguncang wilayah Tapanuli dan sekitarnya pada Sabtu (1/10) sekitar pukul 02.28 WIB.
Nikson bercerita tiba-tiba saja rumah yang didiaminya bergoyang. Dia bersama keluarga langsung menyelamatkan diri ke luar rumah. Durasi gempa berkisar 10-20 detik. Gempa membuat orang-orang panik. Saat itu tengah hujan deras.
"Saya pas mau tidur sekitar jam 2 pagi. Terasa getaran itu. Masih terbangun. Kirain sudah berhenti, lima menit kemudian bergetar lagi. Dan saya keluar rumah bersama anak anak. Hujan dan mati listrik. Kita hujan hujanan bersama warga, " ujar Nikson.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nikson saat ini situasi di Taput tepatnya di Tarutung sudah mulai kondusif. Meski terjadi gempa susulan, namun magnitudonya cukup kecil. Gempa kali ini, tambah Nikson, memang tidak separah gempa yang pernah terjadi di Taput pada Tahun 1987 dengan magnitudo 6,6.
"Memang sedikit ada trauma apalagi gempa berturut-turut. Sampai saat ini semua sudah tenang kondusif karena gempa tidak separah seperti dulu tahun 1987. Tahun 1987 itu kan sampai menghancurkan semua. Jadi yang hari ini 6,0 magnitudo tapi dia berturut-turut. Memang sampai ada yang meninggal karena serangan jantung. Ada yang luka luka di rumah sakit dan ada yang luka ringan. Ada bangunan yang rusak parah sisanya rusak ringan, " ujarnya.
Lokasi yang cukup parah, tambah Nikson, berada di Kecamatan Parmonangan. Bangunan banyak yang rusak parah di sana. Gempa tak hanya merusak bangunan dan sarana prasarana, tapi juga menyebabkan 18 rumah terbakar akibat korsleting.
"Saya perintahkan camat, muspida dan kapolres turun ke bawah untuk mendata. Data sudah kita dapat datanya, tinggal menghitung rusak berat atau sedang. Lalu ada pasar yang terbakar karena korsleting akibat gempa. Yang terbakar ada 18 ruko. Saya sudah ke sana meninjau. dan sudah perintahkan agar ditangani cepat, " urainya.
Nikson menambahkan warga yang rumahnya mengalami kerusakan ada yang masih bertahan di kediaman mereka masing-masing. Selain itu, ada juga yang mengungsi di rumah keluarga mereka di desa lainnya.
"Mereka punya keluarga juga , jadi numpang di desa desa lain. Tapi khusus pasar yang menjadi sekaligus tempat tinggal mereka kita buat posko dan dapur umum. Tapi saya instruksikan juga mereka siap siap memasang tenda, " ucapnya.
Nikson menyampaikan TNI -Polri bersama instansi lainnya bahu membahu memasang tenda dan membantu warga yang terdampak bencana.
"Pak kapolda juga sudah datang, kita dibantu TNI Polri memasang tenda tenda posko. Artinya kalau ada gempa susulan sudah ada titik titik masyarakat kita kumpulkan, " sebutnya.
Nikson mengatakan saat ini yang dibutuhkan warga adalah bantuan untuk membangun kembali rumah mereka yang rusak.
"Kita harap kalau dapur umum itu dari TNI Polri juga bikin dapur umum. Yang dibutuhkan masyarakat bantuan materi atau barang apakah itu semen, batu bata, pasir atau bantuan materi. Nanti kita kumpulkan dan serahkan ke korban, " bebernya.
Diketahui, wilayah Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara diguncang gempa bumi tektonik magnitudo 6,0 pada Sabtu 1 Oktober 2022 pukul 02.28.41 WIB. Dari hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa disebabkan adanya patahan geser sesar Sumatra segmen renum.
(fnr/ain)