Tragedi Kanjuruhan, Mahfud: Sepak Bola Kerap Pancing Emosi Suporter

CNN Indonesia
Minggu, 02 Okt 2022 09:00 WIB
Mengomentari tragedi Stadion Kanjuruhan, Menkopolhukam Mahfud MD menyebut bahwa pertandingan sepak bola kerap kali memancing emosi suporter.
Pertandingan sepakbola disebut kerap memancing emosi suporter, sebagaimana yang terjadi di tragedi Stadion Kanjuruhan. (AFP/STR)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD turut mengomentari tragedi Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur. Menurutnya, pertandingan sepak bola memang kerap memancing emosi suporter.

Pada dasarnya, Mahfud mengklaim bahwa pemerintah telah melakukan perbaikan pelaksanaan pertandingan sepak bola dari waktu ke waktu. Tapi sayangnya, emosi suporter kerap kali terpancing secara tiba-tiba.

"Olahraga yang menjadi kesukaan masyarakat luas ini kerapkali memancing para supporter untuk mengekspresikan emosi secara tiba-tiba," ujar Mahfud, dalam sebuah pesan singkat, Minggu (2/10).

Mahfud juga menegaskan bahwa kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan ini juga tidak disebabkan oleh bentrok antar-suporter Persebaya dan Arema.

Kerusuhan Kanjuruhan, lanjutnya, terjadi karena kondisi yang berdesak-desakan. Suporter Persebaya (Bonek) juga disebut tak hadir menyaksikan di lapangan.

"Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antar suporter Persebaya dan Arema. Sebab, pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton. Suporter di lapangan hanya dari Arema," tegas Mahfud.

Para korban umumnya meninggal dunia akibat desak-desakan, saling himpit, terinjak-injak, hingga sesak napas.

Mahfud juga memastikan tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar-suporter.

Mahfud sendiri menyesalkan insiden yang membuat setidaknya 127 orang tewas tersebut.

"Pemerintah menyesalkan atas tragedi Kanjuruhan. Pemerintah akan menangani tragedi ini dengan baik," tuturnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi usai suporter Arema memasuki lapangan karena kecewa timnya kalah melawan Persebaya. Polisi merespons insiden tersebut dengan menembakkan gas air mata.

Tak cuma pada suporter yang memasuki lapangan, gas air mata juga ditembakkan ke arah tribun penonton yang memicu kepanikan.

Akibatnya, penonton berlarian saling berdesak-desakan menuju pintu keluar. Banyak dari mereka yang mengalami sesak napas dan terinjak-injak.

Sejauh ini, sebanyak 127 korban tewas dilaporkan dalam tragedi Kanjuruhan. Dua di antaranya merupakan petugas polisi.

(lom/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER