Korban Tewas Banyak, Tim DVI Mabes Polri Diturunkan ke Kanjuruhan

CNN Indonesia
Minggu, 02 Okt 2022 09:35 WIB
Tim DVI Mabes Polri akan bergabung dengan Tim DVI Polda Jatim mengidentifikasi korban tewas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Tim DVI Mabes Polri turun tangan ke Jatim untuk mengidentifikasi korban tewas tragedi Kanjuruhan. (AFP/STR)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mabes Polri menurunkan tim Disaster Victim Identification (DVI) untuk mengidentifikasi korban tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Lebih dari 100 orang tewas usai kerusuhan di dalam stadion usai pertandingan Malang. 

Catatan resmi sementara 130 orang tewas banyak korban masih dirawat di rumah sakit. 

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri Kombes Nurul Azizah mengatakan DVI Mabes Polri akan bergabung dengan Tim DVI Polda Jatim di Malang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini Mabes Polri menurunkan tim DVI ke Malang untuk berkoordinasi dengan tim DVI Polda Jatim dan rumah sakit setempat guna mempercepat terlaksananya identifikasi korban," kata Nurul, Minggu (2/10).

Nurul juga menyampaikan saat ini Polri fokus untuk mengidentifikasi korban tewas. Polri juga akan memberikan pertolongan medis kepada korban yang kini tengah dirawat di rumah sakit.

"Fokus Polri saat ini adalah melakukan identifikasi korban dan memberikan pertolongan medis kepada para korban yg saat ini masih dirawat di rumah sakit," ujar Nurul.

Sebelumnya, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi usai suporter Arema memasuki lapangan karena kecewa timnya kalah melawan Persebaya. Insiden itu direspons polisi dengan menghadang dan menembakkan gas air mata.

Gas air mata itu ditembakkan tidak hanya kepada suporter yang memasuki lapangan, tetapi juga ke arah tribun penonton yang kemudian memicu suporter panik.

Akibatnya, massa penonton berlarian dan berdesakan menuju pintu keluar, hingga sesak nafas dan terinjak-injak.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD pun menyoroti insiden nahas tersebut. Mahfud menyebut panitia pelaksana pertandingan tidak melakukan usul-usul teknis yang disampaikan aparat, salah satunya yaitu menyesuaikan penonton dengan kapasitas stadion yang menampung 38 ribu orang.

"Usul-usul itu tidak dilakukan oleh panitia yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam hari dan tiket yang dicetak jumlahnya 42 ribu," kata Mahfud dalam pesan singkat, Minggu (2/10).

Selain itu, kata Mahfud, usul lain yang tidak diindahkan yakni waktu pertandingan yang diminta dilaksanakan sore hari, bukan malam hari.

Sejauh ini 130 orang dilaporkan tewas akibat kerusuhan tersebut, dengan dua di antaranya merupakan personel polisi.

(blq/sur)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER