Sekjen PSSI Yunus Nusi mengaku tidak memprediksi tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, karena Bonek, suporter Persebaya, tidak diizinkan datang ke pertandingan sepak bola melawan Arema FC tersebut pada Sabtu (1/10).
"Dan tentu suporter tim tamu tidak datang ke home, ke Malang, ke Arema. Kita prediksi secara positive thinking, tentu tidak akan terjadi apa-apa, karena tidak ada rivalitas suporter," ujarnya dalam konferensi pers, Minggu (2/10).
Yunus mengaku telah menggelar pertemuan antara pihak Arema FC dan Persebaya. Di pertemuan itu, mereka membahas suporter yang akan datang ke Kanjuruhan sebelum pertandingan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, dalam pertemuan itu, disepakati bahwa suporter tim Persebaya tidak diperkenankan datang ke Stadion Kanjuruhan.
Karenanya, Yunus optimistis suporter Arema yang hadir di Kanjuruhan datang untuk menyaksikan hiburan tim Arema berlaga.
"Kami tahu bahwa suporter dan penonton datang untuk melihat tim dan klubnya dan hiburan," kata Yunus.
"Maka, ketika sebuah pertandingan tidak ada rivalitas suporter, tentu PSSI, PT LIB menganggap bahwa kerusuhan dan pertikaian itu sangat jauh dari prediksi," lanjutnya.
Sebelumnya, kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, terjadi usai kekalahan Arema melawan Persebaya.
Suporter Arema memasuki lapangan karena timnya kalah. Insiden itu direspons oleh polisi dengan menghadang dan menembakkan gas air mata.
Gas air mata ditembakkan tidak hanya kepada suporter yang memasuki lapangan, tetapi juga ke arah tribun penonton yang kemudian memicu kepanikan suporter.
(rzr/bir)