20 Titik Banjir di Bandung, Termasuk Gedung Sate
Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kota Bandung kemarin membuat sejumlah titik terendam banjir dan genangan, termasuk pula Gedung Sate yang merupakan kantor Pemprov Jabar, Selasa (4/10).
Berdasarkan data dari Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSABM) Kota Bandung, ada sekitar 20 lokasi yang terdampak banjir karena hujan deras sejak pukul 12.30-14.00 WIB kemarin.
Salah satunya banjir merenam Jalan Terusan Pasirkoja (Pintu Keluar Tol Pasirkoja) dengan ketinggian sekitar 30 cm. Penyebab banjir di kawasan ini adalah Sungai Cibuntu Selatan meluap.
Selain di Pasirkoja, jalan lainnya adalah Jalan Pagarsih dan Jalan Natawijaya dengan ketinggian 30 hingga 40 centimeter. Banjir terjadi setelah Sungai Citepus meluas.
"Penyebab (banjir) akibat luapan Sungai Citepus," kata Kepala DSABM Didi Riswandi kemarin.
Kemudian, genangan terjadi juga di Jalan Wastukencana, Jalan Simpang Cikapayang Dago, Jalan Katamso, dan Jalan Sudirman.
Selain itu, juga ada di Jalan Bandara Husein, Jalan Sukamulya Indah, Jalan Sukajadi dan Jalan Kebon Kawung. Ketinggian genangan bervariasi dari mulai 10 hingga 20 cm.
Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya untuk meminimalisir banjir di Kawasan Gedebage. Salah satunya dengan mengaktifkan kembali Sungai Cisaranten Lama.
Kepala Bidang Pengendalian Daya Rusak Air Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung Dini Dianawati mengaku intens berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Balai Air Tanah dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk mengaktifkan kembali Sungai Cisaranten Lama pada 2023 mendatang.
"Untuk menyedot area Rancabolang, kita koordinasi dengan provinsi dan BBWS. Mau mengaktifkan Sungai Cisaranten Lama di tahun 2023," ucapnya.
"Kita masih menunggu dari gebrakan pusat dengan BBWS untuk mengaktifkan Sungai Cisaranten Lama serta perbaikan drainase di jalan nasional seperti Jalan Soekarno Hatta," sambung Dini.
Lihat Juga : |
Dini menyatakan Pemkot Bandung juga telah menyediakan beberapa rumah pompa untuk mencegah banjir di daerah Perumahan Bumi Adipura dan Rancabolang.
Selain itu, memperbaiki saluran drainase, dan intens melakukan pemeliharaan, pengerukan sampah di gorong-gorong, serta penambalan jalan.
Dini menjelaskan, banjir yang menggenang di kawasan Gedebage, pada Senin (3/10) kemarin akibat intensitas hujan yang tinggi dan tumpukan sampah dari Pasar Gedebage.
"Akibatnya aliran air terhambat dan mengakibatkan banjir di sekitar kawasan Gedebage. Kita butuh parkir air selanjutnya di area Gedebage, lari ke retensi semua, retensi meluap ke jalan. Kemarin kita cek banjir surut dalam 3 jam," tuturnya.
Selain itu, salah satu kendala yakni masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah sembarangan ke sejumlah sungai. Ditambah dengan semakin mengecilnya badan sungai.
"Penanggulangan banjir ini memiliki beberapa kendala, terutama pada aspek perilaku masyarakat dalam mengelola sampah. Belum lagi ditambah penyerobotan lahan badan sungai yang diperkecil," kata dia.
Kompleks Gedung Sate Kebanjiran, Pelayanan Tetap Berjalan
Sementara itu, kebanjiran juga dilaporkan terjadi di Gedung Sate yang merupakan kantor Pemprov Jabar akibat hujan deras kemarin di Bandung. Bagian dari Gedung Sate yang tergenang air itu adalah Kantor Biro Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) Pemprov Jabar.
Video momen banjir itu pun beredar di percakapan elektronik, khususnya warga Bandung, kemarin.
Air yang menggenang nampak dangkal, namun luapannya terlihat cukup deras ke areal kantor. Dalam video tersebut, terlihat juga para pegawai sibuk mengevakuasi agar barang-barang basah.
Dikonfirmasi perihal video tersebut, Kepala Biro Umum Pemprov Jabar Tulus Arfian membenarkan. Ia mengatakan kejadian meluapnya air terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Namun, ia memastikan genangan air hanya merendam beberapa saat.
"Cepat sekali kejadiannya, sekarang sudah dibersihkan kembali. Hanya 25 menit saja," kata Tulus.
Tulus menjelaskan, tidak ada aset kantor yang terendam akibat banjir itu. Sebab para pegawai sigap mengamankan sejumlah barang penting agar tak terkena air.
"Dokumen berkas aman, sudah pakai digital. Pelayanan tidak ada masalah, bisa berlangsung lagi," ucapnya.
Tulus mengaku pihaknya akan melakukan evaluasi untuk mencari tahu penyebab banjir di kompleks Gedung Sate tersebut. Sejauh ini, belum diketahui pasti penyebab banjir yang melanda Gedung Sate saat diguyur hujan lebat.
"Kita akan mitigasi dulu, memang secara untuk pengaturan airnya sudah ada, sudah dibuat. Jadi, kita sedang menelusuri dulu ini di mana yang membuat saluran air kok tidak berjalan. Yang pasti kita akan mitigasi dari mana, apakah saluran air harus diperbesarkan lagi atau seperti apa," tuturnya.