Komnas HAM merilis temuan yang akan masuk dalam laporan akhir hasil penyelidikan Tragedi Kanjuruhan Malang yang telah menewaskan setidaknya 132 orang pada Sabtu (1/10) malam lalu.
Komisioner Komnas HAM Bidang Pemantauan Muhammad Choirul Anam mengatakan motif suporter Arema FC atau Aremania masuk ke lapangan untuk memberikan semangat kepada para pemain Arema FC yang kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.
Hal itu disampaikan Anam berdasarkan hasil pemantauan dan penyelidikan Komnas HAM yang dilakukan sejak sehari usai tragedi yakni pada 2 hingga 10 Oktober 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anam mengatakan sekitar 14 hingga 20 menit setelah wasit meniupkan peluit panjang tanda pertandingan usai, situasi dan kondisi di Stadion Kanjuruhan Malang masih terkendali.
"Pemain Arema kemudian menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh Aremania--jadi memang ini ada tradisi begitu--yang berada di Stadion Kanjuruhan Malang," kata Anam dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (12/10).
"Selanjutnya ketika pada saat pemain Arema menuju ruang ganti, sejumlah Aremania menghampiri pemain dan memeluk pemain dengan tujuan memberikan semangat," imbuhnya.
Anam menjelaskan pihaknya mendapatkan itu berdasarkan hasil pendalaman video dan wawancara para pemain, steward, hingga suporter yang ada di dalam stadion saat itu.
"Kami uji dengan video yang kami dapatkan, yang masih ada metadatanya, jadi bukan video yang tersebar di sosial media. Kita nilai bahwa 14 sampai 20 menit pascapeluit ditiupkan itu suasananya sebenarnya terkendali. Detail kami melihatnya," ujar Anam.
"Memang ada suporter yang masuk ke lapangan tapi itu untuk memberikan semangat. Itu yang kami lihat," imbuhnya.
Anam menjelaskan itu menjadi titik pijak pihaknya untuk melihat bagaimana kericuhan berujung tragedi maut itu terjadi pada Sabtu malam, 1 Oktober lalu.
"Angka itu jadi penting bagi kami untuk mengukur sebenarnya kapan gas air mata juga keluar dan sebagainya yang itu menurut kami itu jadi pemicu utama kepanikan para suporter yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban meninggal dan korban luka-luka. Jadi standing kami tetap di situ," katanya.
"Standing kami tetap di situ," tegasnya.
Selain Komnas HAM, atas Tragedi Kanjuruhan yang juga telah menjadi perhatian dunia itu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dipimpin Menko Polhukam Mahfud MD untuk menyelidiki penyebab kasus ini.
Selain itu, kepolisian pun melakukan langkah operasi pidana terkait Tragedi Kanjuruhan. Sejauh ini puluhan polisi telah diperiksa, kemudian dicopot dari jabatannya. Polisi pun telah menetapkan enam tersangka yang beberapa di antarnya adalah anggota Korps Bhayangkara.