Sosok perempuan yang diduga sebagai penjual dawet saat Tragedi Kanjuruhan Malang meminta maaf ke salah satu keluarga korban tewas dalam insiden yang terjadi pada Sabtu (1/10) malam lalu.
Penjual dawet ini sebelumnya dicari-cari Aremania karena suara rekamannya beredar di media sosial. Dalam rekaman itu perempuan penjual dawet menuduh Aremania mabuk.
Akun Twitter @AremaniaCulture mengunggah video penjual dawet itu bertemu dengan salah satu keluarga korban tewas tragedi Kanjuruhan. Kepada perwakilan keluarga, perempuan penjual dawet itu memohon maaf atas ucapannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masih ingat rekaman suara yang viral memberikan kesaksian terkait tragedi di kanjuruhan dan mengaku sebagai penjual dawet? Berikut video yang bersangkutan meminta maaf ke salah satu keluarga korban yaitu mas Nawi Curva Nord," demikian cuitan @AremaniaCulture, Rabu (12/10).
CNNIndonesia.com telah mendapatkan izin dari akun @AremaniaCulture untuk mengutip rekaman video yang diunggahnya tersebut.
"Memohon maaf karena berhubung dengan voice note yang beredar kemarin saya tidak ada tujuan apapun untuk menjelekkan nama almarhum, ya, demi Allah, saya Lillahi Ta'ala meminta maaf kepada panjenengan memohon dengan sangat tolong maafkan saya bila ada kata saya yang salah ya mbak," ujar perempuan tersebut kepada lawan bicaranya dalam rekaman video yang diakses Rabu (12/10) petang.
"Dan untuk mas-masnya saya minta maaf yang sebesar-besarnya karena enggak ada tujuan saya untuk menjelekkan siapapun di sini," imbuhnya seraya melihat orang lain di dalam ruangan tersebut.
Perempuan penjual dawet itu juga menyatakan bukan orang suruhan.
"Demi Allah saya enggak ada settingan apa-apa, dan saya bukan suruhan siapa-siapa. Mohon maaf yang sebesar-besarnya ya."
Dia lalu bersimpuh sujud sambil menangis memegang tangan perempuan yang menjadi lawan bicaranya tersebut.
Terpisah, salah satu Aremania yang mengetahui peristiwa minta maaf 'penjual dawet' itu mengonfirmasinya kepada CNNIndonesia.com.
"Insya Allah benar," kata Agus Babon, Aremania asal Kota Malang, Rabu petang.
"Tetap usut tuntas biar sebagai pelajaran. Apalagi fitnah orang jual dawet yang hasil dari keringat sendiri," imbuhnya.
Sebelumnya, beredar di media sosial rekaman suara perempuan yang mengaku berjualan dawet di Pintu 3. Dalam rekaman tersebut, perempuan itu menyebut bahwa banyak suporter sudah dalam keadaan mabuk sebelum terjadi kericuhan.
"Wong suporter sakdurunge wis ngombe kabeh (suporter sebelumnya sudah pada minum). Yang meninggal pun itu banyak yang berbau alkohol," kata si penjual dawet dalam rekaman suara itu.
Namun, tudingan penjual dawet itu dibantah oleh Aremania, yang mengatakan bahwa itu hoaks.
Kasat Reskrim Polres Malang AKP Donny Kristian menyebut pertemuan penjual dawet dengan keluarga korban Kanjuruhan difasilitasi polisi. Penjual dawet itu bernama Suprapti.
"Ibu itu infonya banyak yang cari, jadi kita kasih petugas untuk menjaga situasi supaya kondusif. Teman-teman suporter juga meminta untuk ibu itu meminta maaf, ya kita fasilitasi untuk ibu itu dipertemukan di Singosari (rumah keluarga korban)," imbuhnya.
Donny menyebut polisi tidak mengarah pada dugaan siapa yang menyuruh penjual dawet itu.
"Kami fokus mengamankan situasi saja, supaya semuanya kondusif," kata dia.
(frd/kid/abs/wis)