Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom mengungkapkan 11 pasien gagal ginjal misterius dan akut yang meninggal di Bali mendapatkan penanganan yang terlambat.
Ia mengatakan pasien yang datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi fungsi ginjal yang menurun.
"Awalnya kami enggak tahu dan kaget kenapa bisa terjadi korban. Tiba-tiba pasien datang dan kami semua kaget, karena pasien mengalami gagal ginjal dan cuci darah sudah terlambat," kata I Nyoman Gede Anom, di Denpasar, seperti dilansir dari detikcom Sabtu (15/10/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, I Nyoman mengungkapkan bahwa pasien yang mengalami Acute Kidney Injury (AKI) itu mengalami gejala batuk dan pilek. Menurutnya, kemungkinan orang tua tidak terlalu waspada terhadap gejala tersebut karena batuk dan pilek dianggap penyakit biasa.
"Tapi, kalau sekarang karena sudah diketahui gejalanya, saya sudah minta tolong ke IDAI agar jangan sampai ada yang meninggal lagi," ujarnya.
"Untuk teman-teman di puskesmas kabupaten/kota begitu ada pasien dengan gejala gangguan ginjal tersebut, agar langsung ditangani sebagai deteksi dini," tegas I Nyoman.
Sebelumnya, sebanyak 11 orang pasien anak di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah, Denpasar, Bali, yang mengidap penyakit gagal ginjal misterius dan akut atau Acute Kidney Injury (AKI) meninggal dunia.
"Kasus yang meninggal dari 17 (pasien) itu, (ada) 11 orang meninggal. Dan rata-rata meninggal dalam keadaan fungsi ginjal sangat terminal, yang kita sebut gagal ginjal akut, susah kalau sudah keadaan itu," kata IGN. Sanjaya Putra selaku Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bali, di RSUP Prof Ngoerah, Denpasar, Bali, Jumat (14/10).
Sanjaya mengatakan angka mortalitas atau kematian penyakit ini cukup tinggi. Rata-rata mereka yang meninggal datang dalam keadaan fungsi ginjal yang sangat terminal atau gagal ginjal akut.
Menurutnya, 17 pasien itu terdata dari Agustus hingga Oktober 2022. Dari 17 pasien di RSUP Prof Ngoerah didominasi oleh balita dan empat pasien dengan usia di atas enam tahun.
Sementara, satu anak berusia 17 tahun masih melakukan perawatan dan lima lainnya sudah dapat beraktivitas dan menjalani pemeriksaan rutin.
(pra/pra)