Komnas HAM Ikut Ekshumasi dan Autopsi Korban Kanjuruhan Kamis Nanti

CNN Indonesia
Selasa, 18 Okt 2022 04:20 WIB
Komisioner Komnas HAM berkata sedikitnya ada dua jenazah korban Tragedi Kanjuruhan yang akan diekshumasi lalu diautopsi untuk memastikan penyebab kematian.
Aksi simpatik Aremania di Stadion Kanjuruhan Malang atas tragedi yang menewaskan setidaknya 132 orang. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tim Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan kembali terbang ke Malang, Jawa Timur, untuk mengikuti ekshumasi atau penggalian kubur terhadap korban Tragedi Kanjuruhan yang akan diautopsi pada Kamis (20/10).

Komisioner Komnas HAM berkata sedikitnya ada dua jenazah korban yang akan diekshumasi lalu diautopsi untuk memastikan penyebab kematian.

"Hari Kamis besok ada ekshumasi dan kami akan datang ke Kanjuruhan [Malang]," kata Anam di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (17/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Anam, sampai saat ini Komnas HAM meyakini gas air mata adalah penyebab tewasnya ratusan orang dalam tragedi Kanjurihan. Temuan sama juga tercantum dalam laporan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan pimpinan Mahfud MD yang telah diserahkan ke Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pekan lalu.

Anam menyebut ekhumasi itu penting dilakukan untuk mengecek jumlah kandungan gas air mata di dalam tubuh korban.

Nantinya, kata dia, hasil itu akan disandingkan dengan pemeriksaan gas air mata yang saat ini masih berlangsung di laboratorium.

"Yang juga paling penting adalah kadar di situ, kadar gas air matanya itu menentukan ataukah tidak, dan kadarnya apa gas air mata itu," ujarnya.

"Nanti kita sandingkan dengan hasil lab gas air mata yang kami juga sedang proses," imbuhnya.

Anam berharap pemantauan dan penyelidikan yang dilakukan Komnas HAM terkait tragedi Kanjuruhan segera rampung. Selain mengikuti ekshumasi, Komnas HAM akan memintai keterangan PT LIB pada Rabu pekan ini.

"Sehingga memang mungkin laporan ini baru bisa kami selesaikan akhir minggu ini atau awal minggu depan," tuturnya.

Tragedi Kanjuruhan terjadi pada Sabtu (1/10) malam usai pertandingan Arema FC versus Persebaya Surabaya. Dalam tragedi pada malam itu setidaknya 132 orang tewas dan lebih dari 500 luka-luka.

Tragedi itu bermula ketika massa berdesak-desakan ingin keluar setelah aparat menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton.

Semula polisi membantah bahwa tragedi itu imbas aparat yang menyemprotkan gas air mata. Kapolda Jatim kala itu Irjen Pol Nico Afinta bahkan menyebut penembakan gas air mata itu sesuai prosedur karena massa yang anarkis. Namun, temuan Komnas HAM dan TGIPF yang dipimpin berkata sebaliknya.

Dalam penyelidikan terpisah, Komnas HAM dan TGIPF sama-sama mendapatkan gas air mata memicu orang berdesak desakan keluar, mata merah, sesak nafas sampai meregang nyawa.

Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan enam orang sebagai tersangka. Mereka adalah Direktur Utama PT LIB Ahkmad Hadian Lukita, Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris, dan Security Officer Suko Sutrisno.

Ketiganya dikenakan Pasal 359 KUHP dan atau Pasal 360 KUHP dan atau Pasal 130 ayat 1 Jo Pasal 52 UU Nomor 11 Tahun 2022.

Kemudian tiga tersangka lain, yaitu Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi, serta Komandan Kompi Brimob Polda Jawa Timur AKP Hasdarman. Mereka dikenakan dengan Pasal 359 KUHP dan atau Pasal 360 KUHP.

(yla/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER