Menkes: 4 dari 6 Pasien Ginjal Akut Respons Positif dengan Antidotum

CNN Indonesia
Jumat, 21 Okt 2022 11:46 WIB
Menkes langsung memesan obat antidotum tersebut dalam jumlah banyak dan akan disebar di seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (Biro Setpres/Rusman)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya sudah mencoba obat antidotum dari Singapura untuk mengobati pasien gangguan ginjal akut progresif atipikal di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr Cipto Mangunkusumo atau RSCM.

Budi menyebut dari enam pasien yang diuji coba, empat di antaranya menunjukkan respons positif. Dengan demikian, Kemenkes memutuskan untuk mendatangkan obat jenis tersebut dalam jumlah lebih banyak ke Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang sudah ditemukan obatnya, RSCM sebagai tim ahli ginjal nasional, kita datangkan obatnya dari Singapura, sudah tiba dan kita coba. Dari enam pasien, empat positif responsif. Jadi obat ini begitu kita lihat responnya positif," kata Budi dalam acara daring yang disiarkan melalui YouTube FMB9ID_IKP, Jumat (21/10).

Melihat respons obat tersebut, Budi langsung memesan obat tersebut dalam jumlah banyak dan akan disebar di seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia. Hal itu ia lakukan lantaran per 18 Oktober, sudah ada 206 kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di 20 provinsi. Sebanyak 99 pasien di antaranya meninggal dunia.

"Obat-obatan sudah teridentifikasi dan sudah kita tes dalam sampel tertentu dan relatif aman. Sekarang kita datangkan dalam jumlah cukup besar, sehingga diharapkan dapat memberikan perlindungan bagi balita-balita kita kalau misal terkena keracunan ini," ujarnya.

Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastuti sebelumnya mengatakan antidotum tersebut diberikan kepada pasien berdasarkan kajian dari sejumlah ahli, termasuk ahli dari Australia dan Inggris yang ikut menangani kasus kematian anak di Gambia.

"Ternyata ada zat yg terkandung dalam obat tertentu yang bisa mengikat racun dalam tubuh seseorang. Kita cari obatnya, ternyata salah satunya yang menjual adalah Singapura," kata Lies di RSCM, Jakarta Pusat, Kamis (20/10).

Lies menyebut obat tersebut telah datang dalam jumlah 10 vial pada Selasa (18/10). RSCM telah menghabiskan dua vial setiap hari untuk 10 pasien yang dirawat. Dengan demikian, stok obat tersebut sudah menipis sehingga pihaknya meminta izin Kemenkes untuk mendatangkan antidotum lagi.

Adapun RSCM telah merawat 49 pasien sejak Januari-Oktober 2022, dengan pasien termuda berusia 8 bulan dan tertua 8 tahun. Dari jumlah itu, 63 persen di antaranya atau 31 pasien meninggal dunia.

(khr/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER