DKI Pastikan 5 Obat Sirop Terlarang Sudah Tak Ada di Puskesmas

CNN Indonesia
Jumat, 21 Okt 2022 14:20 WIB
Pemprov DKI Jakarta menyatakan lima obat sirop yang mengandung etilen glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) melebihi ambang batas sudah tak ada di puskesmas.
Pemprov DKI Jakarta menyatakan lima obat sirop yang mengandung etilen glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) melebihi ambang batas sudah tak ada di puskesmas (iStockphoto/skynesher)
Jakarta, CNN Indonesia --

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memastikan lima produk obat sirop yang diduga mengandung etilen glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) melebihi ambang batas aman telah dilarang di puskesmas di ibu kota.

"Di Puskesmas sudah (dilarang)," kata Heru di Jakarta Selatan, Jumat (21/10).

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelumnya mengungkapkan ada lima obat sirop yang mengandung senyawa EG dan DEG melebihi ambang batas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu teridentifikasi setelah BPOM melakukan pengujian terhadap dugaan cemaran EG dan DEG dalam sirop obat. Pengujian dilakukan menyusul merebaknya kasus gagal ginjal akut.

Berikut lima obat yang diduga mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang diterbitkan BPOM:

1. Termorex Sirup (obat demam), produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.

2. Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), produksi PT Yarindo Farmatama dengan nomor izin edar DTL0332708637A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.

3. Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1, kemasan Dus, Botol Plastik @ 60 ml.

4. Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1, kemasan Dus, Botol @ 60 ml.

5. Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan Dus, Botol @ 15 ml.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyatakan pihaknya tengah menyisir sejumlah rumah sakit untuk memastikan semua pasien terdata.

"Apakah di rumah sakit ada kasus yang belum dilaporkan, jadi kami menyisir semua rumah sakit di DKI," kata Widyastuti.

Sejauh ini, dari 71 yang mengidap gagal ginjal akut di Jakarta, sebanyak 40 anak meninggal dunia.

Para pasien ginjal akut itu tak semuanya merupakan warga DKI Jakarta. Hanya 39 anak yang berdomisili di Jakarta.

Sebanyak 16 anak berasal dari Jawa barat, sembilan anak dari Banten, satu anak dari Jawa Timur, satu anak dari Riau, dan lima anak lainnya masih dalam pendataan.

"Kondisi akhir anak-anak yang menderita ginjal akut ini 16 orang dalam perawatan, kemudian ada 15 anak yang sudah sembuh dan 40 anak yang meninggal dunia," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia pada jumpa pers daring, Kamis (20/10).

(yoa/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER