Kemenkes Belum Tahu Alasan Kasus Gagal Ginjal Baru Terjadi di Agustus

CNN Indonesia
Jumat, 21 Okt 2022 19:26 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku belum mengetahui penyebab lonjakan kasus gagal ginjal akut di Indonesia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku belum mengetahui penyebab lonjakan kasus gagal ginjal akut di Indonesia. (CNN Indonesia/Khaira Ummah)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku belum mengetahui penyebab lonjakan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal atau gagal ginjal akut di Indonesia, karena masih menunggu penelitian yang dilakukan BPOM. 

Budi mengatakan kasus meningkat tajam pada Agustus hingga Oktober. Tercatat 36 kasus ditemukan pada Agustus 2022, sementara 78 pada September, dan 110 pada Oktober.

Sebelumnya, berdasarkan data yang dipaparkan Kemenkes, pada Juli hanya ditemukan 5 kasus, dan Juni 3 kasus. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita lihat bahwa sebagian besar obat-obat ini sudah dipakai sebelumnya.Kita akan relay ke BPOM untuk lihat kenapa ini bisa terjadi, kenapa ini bisa keluar. Nantikita akan bikin kesimpulan setelah analisa kuantitif keluar, karna BPOM juga melakukan," kata Budi.

"Penyebabnya apa baru keluar sekarang? Apakah sebulan lalu? Apa dua bulan lalu, nanti BPOM juga melakukan itu."

Titik Terang karena Gambia

Budi menjelaskan kronologi penemuan senyawa berbahaya pada obat yang diduga jadi penyebab terjadinya kasus gagal ginjal akut. 

"Ketika ada kenaikan kita mulai melakukan penelitian ini penyebab apa," ungkap Budi saat konferensi pers, Jumat (21/10).

"Kita lihat bahwa yang masuk RS banyak sekali, kondisi memburuk, setelah lima hari biasanya menurun (kondisi pasien)secara drastis. Sehingga 55 persen meninggal dunia," ungkapnya.

Kemenkes pun melakukan penyelidikan keterkaitan kasus tersebut akibat Covid-19. Namun tak menemukan jawaban.

"Apa ini karena Covid? Ternyata enggak. Apakah karena vaksin? Di bawah lima tahun tidak divaksin," ucapnya.

Kemenkes kemudian menduga hal tersebut disebabkan oleh infeksi organisme kecil atau patogen.

"Kita tes ternyata tidak. Karena kecil sekali kandungan patogen di pasien," ucapnya.

Menkes mengatakan titik terang lonjakan ini datang setelah ada laporan dari Gambia dan WHO, bahwa ada kasus anak-anak terkena gagal ginjal karena senyawa berbahaya. 

Kemenkes kemudian menemukan senyawa kimia EG dan DEG di dalam obat sirop melalui penelitian kepada pasien gangguan ginjal di RSCM.

"Ini bukan karena patogen karena toksik. Kita tes ke anak-anak tersebut yang ada di RSCM. Dari 17 ada 15 positif memiliki senyawa tadi EG dan DEG. Itu ada di mereka. Jadi terkonfirmasi ini disebabkan oleh senyawa kimia," ucap Budi.

(yla/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER