Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mendatangi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito dan jajarannya terkait gagal ginjal akut hari ini, Kamis (27/10).
Wakil Ketua Komnas HAM Munafrizal Manan menyebut pihaknya menanyakan sejumlah pertanyaan kepada BPOM terkait penyebab banyaknya korban meninggal.
"Kami agendakan pertemuan tadi jam 10 (pagi). Komnas HAM menyampaikan beberapa pertanyaan kepada BPOM mulai soal apa penyebab pasti menimbulkan korban meninggal," kata Munafrizal dalam konferensi pers.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Munafrizal mengatakan Komnas HAM menyayangkan kejadian tersebut. Sebab, banyak anak yang menjadi korban. Sampai saat ini, tercatat 157 anak meninggal dunia akibat gagal ginjal akut.
"Dalam kondisi perang saja anak-anak itu yang paling dilindungi, apalagi ini di kondisi normal," ucapnya.
Oleh sebab itu, kata Munafrizal, pihaknya mendatangi BPOM untuk memastikan dari segi pemenuhan HAM. Sebab, kasus gagal ginjal akut ini berkaitan dengan hak hidup dan kesehatan.
"Dan hak jaminan sosial," ujarnya.
Menurutnya, BPOM dan pemerintah harus berupaya maksimal agar korban gagal ginjal akut yang meninggal dunia tak bertambah. Mufrizal menyebut pihak pihak tersebut harus segera menemukan penyebabnya.
"Maka apa yang menjadi penyebab pasti meninggalnya anak anak tersebut harus segera ditemukan. Kami mendorong, karena ini bisa disebut sebagai KLB, harus ada yang bertanggung jawab atas peristiwa ini," ucap dia.
"Kami mendukung dan mendorong, pihak-pihak yang memenuhi unsur pertanggungjawaban pidana agar dituntut pertanggungjawabannya," imbuhnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat jumlah temuan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) di Indonesia total mencapai 269 orang per Rabu (26/10) kemarin. Ratusan kasus itu tersebar di 27 provinsi Indonesia.
"Pada tanggal 26 Oktober ada 269 kasus. Yang dirawat 73 kasus, 157 kasus di antaranya meninggal berarti 58 persen. Lalu yang sembuh 39 kasus," kaya Juru Bicara Kementerian Kesehatan Syahril dalam konferensi persnya, Kamis (27/10).
Artinya, ada penambahan 14 pasien baru dibandingkan dari data 24 Oktober 2022 lalu. Berdasarkan sebaran data, DKI Jakarta masih menjadi provinsi tertinggi dengan temuan kasus dan kematian penyakit gangguan ginjal akut dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia.
Di Jakarta terdapat 57 kasus ginjal akut. Sementara Jawa Barat berada di posisi kedua dengan 38 kasus dan Aceh dengan 30 kasus.
"Di Jakarta yang meninggal ada 27 kasus, Jabar 19 kasus dan Aceh 23 kasus," kata dia.
(kid)