Banjir Terjang Tulungagung, Tiga Mayat Hanyut

CNN Indonesia
Jumat, 28 Okt 2022 13:08 WIB
Ilustrasi banjir di Tulungagung. (Antara Foto/Destyan Sujarwoko)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah warga Desa Sidorejo yang berlokasi di sekitar Pabrik Gula Modjopanggung, Tulungagung, Jawa Timur mengeluhkan banjir yang tercampur cemaran limbah yang diduga berasal dari pabrik pengolah tebu menjadi produk gula rafinasi tersebut.

Menurut penuturan Siti Heni Setyowati (28), salah satu warga Desa Sidorejo Kecamatan Kauman, genangan air banjir yang merendam pemukiman mereka berwarna hitam dan mengeluarkan bau busuk menyengat.

"Air banjir juga tercampur minyak diduga oli yang berasal dari buangan (limbah) pabrik," kata Heni menggerutu, Rabu (26/10).

Kondisi itu bahkan sudah berlangsung hampir enam hari ini. Genangan air yang sudah tercampur limbah menutup akses jalan-jalan perkampungan, bahkan sebagian masuk rumah warga hingga ketinggian hampir satu meter.

Sempat surut saat cuaca cerah, genangan air kembali meningkat setiap kali turun hujan. Apalagi saat intensitas curah hujan tinggi dalam durasi lama.

"Malam ini genangan kembali naik dan masuk rumah-rumah warga. Banjirnya (air) warna hitam pekat dan sangat bau," keluh Subroto, warga Sidorejo lainnya.

Mayoritas warga Sidorejo mengaku tersiksa, karena mereka tak leluasa dengan banjir limbah yang dialami. Selain bau menyengat, air banjir yang tercemar limbah menyebabkan kulit kaki dan badan yang terkena menjadi gatal-gatal.

Menurut kesaksian Subroto, warga Sidorejo lain, limbah pabrik dialirkan melalui Kali Song dan bermuara di Kali Ngrowo.

Namun karena Kali Song banjir, aliran air berbalik. "Pintu masuk ke Kali Song ditutup karena kalau tidak air Kali Song malah masuk kampung," ujar Subroto.

Akibatnya, limbah yang seharusnya mengarah ke sungai masalah menuju ke pemukiman.

Warga pun meminta ada penanganan genangan limbah pabrik gula milik pemerintah tersebut. Sebab dikhawatirkan akan memberi dampak buruk dalam waktu jangka panjang.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur menegur manajemen Perusahaan Gula (PG) Modjopanggoong untuk segera memperbaiki sistem IPAL (instalasi pengelolaan air limbah) karena air olahan limbah yang belum steril telah masuk sungai dan meluap sehingga menggenangi pemukiman sekitarnya.

"Kami telah merekomendasikan kepada (pihak) PG Modjopanggoong untuk mengoptimalkan IPAL yang ada. Termasuk memperbaiki IPAL-nya agar tidak mencemari lingkungan," kata Kepala Gudang Sarana dan Prasarana Bakorwil Madiun, Bambang Eko usai meninjau langsung genangan banjir bercampur limbah di Desa Sidorejo, Kecamatan Kauman, Tulungagung, Kamis (27/10).

Setelah menginspeksi pengelolaan limbah PG Modjopanggoong, Bambang bersama tim Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tulungagung meninjau langsung genangan banjir yang telah tercemar limbah industri di pemukiman padat Desa Sidorejo.

Kampung ini adalah satu dari tiga desa di sekitar PG Modjopanggoong yang terdampak banjir cemaran limbah. Genangan air setinggi lutut hingga perut orang dewasa berwarna cokelat keruh dan mengeluarkan bau menyengat.

Suhu air di beberapa titik terasa lebih hangat, diduga karena genangan banjir tercampur dengan air limbah yang dibuang ke Sungai Song yang debit airnya sedang meningkat saat turun hujan.

Akibatnya, air sungai yang tercampur limbah meluber ke pemukiman warga sekitarnya.

Di Desa Sidorejo saja, total ada 60 KK yang terdampak banjir cemaran limbah PG Modjopanggoong. Dengan dua desa lain, yakni Desa Panggungrejo dan Patik.

Namun, sejauh ini belum ada data resmi jumlah KK yang terdampak banjir bercampur cemaran limbah pabrik gula tersebut.

Baik Dinas Lingkungan Hidup, BPBD maupun perangkat kecamatan belum melakukan pendataan yang terukur kendati banyak warga yang mengeluh karena dampak cemaran limbah pada banjir bandang kali ini menimbulkan gatal-gatal atau penyakit kulit.

Tiga mayat hanyut di halaman berikut....

Mayat-mayat Hanyut di Desa Padangan


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :