Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) menilai sejumlah elite politik merasa khawatir kepentingan mereka terganggu apabila pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara tak terealisasikan.
Hal itu disampaikan Koordinator JATAM Melky Nahar merespon pernyataan Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor yang mendoakan orang-orang yang menolak pembangunan IKN Nusantara pendek umur.
"Pernyataan Isran bisa dibaca sebagai bagian dari kekhawatiran sejumlah elite politik dan pebisnis yang kepentingannya terganggu," kata Melky kepada CNNIndonesia.com, Senin (31/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menilai Isran hanya memikirkan kepentingan diri sendiri beserta kelompoknya tanpa memedulikan nasib warga di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara yang dihadapkan dengan berbagai kesengsaraan seperti tanah dan kampungnya yang dipatok sepihak.
Selain itu, menurutnya, para warga asli itu juga terancam tersingkir dari wilayah tempat tinggalnya akibat pembangunan kawasan IKN Nusantara.
Menurut Melky, Isran dan para makelar tampak begitu ambisius memastikan mega proyek IKN Nusantara bisa berjalan.
"Isran dan para makelar ini tampak sangat ambisius, memastikan mega proyek IKN bisa berjalan, minimal penguasaan atas lahan dan aset lainnya, di saat tampuk kekuasaan ada di tangan mereka," ujarnya.
Sebelumnya, Isran mendoakan orang-orang yang menolak pembangunan IKN Nusantara berumur pendek. Isran mengaku kesal dengan berbagai tuduhan yang dilayangkan ke pembangunan IKN.
Isran menyebut berbagai alasan penolakan pembangunan IKN tak tepat. Dia tak bisa menerima jika IKN ditolak karena alasan ekonomi negara tidak kuat.
"Saya sampaikan ini kepada seluruh pihak karena masih ada orang yang tak setuju, masih ada yang komentarnya miring-miring bahwa IKN belum saatnya pindah. Banyak. Di sini enggak ada, di sana. Hati-hati Anda, bisa pendek umurnya," kata Isran, Jumat (28/10).