Kementerian Kesehatan mengklaim mutasi SARS-CoV-2 Omicron Subvarian XBB sementara ini masih belum menjadi 'ancaman' yang mampu membuat tren kenaikan baru terkait kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia.
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Lucia Rizka Andalusia tak menampik terjadi peningkatan kasus Covid-19 harian dalam beberapa hari terakhir. Namun peningkatan itu menurutnya masih relatif aman.
"Memang kita mendeteksi ada beberapa varian XBB yang ditemukan, sudah ada beberapa kasus di Indonesia. Tapi kita lihat trennya masih melandai sih, naik tapi tidak terlalu tinggi ya, mudah-mudahan nggak, makanya vaksin ya," kata Rizka di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Kabupaten Tangerang, Kamis (3/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rizka juga mengatakan Omicron XBB ini masih belum berdampak pada kasus kematian Covid-19. Ia menyebut masih perlu penelitian ahli lebih lanjut dan temuan kasus di lapangan untuk menyimpulkan hal itu.
Kendati demikian, ia mengklaim Kemenkes tetap menyiapkan sejumlah upaya mitigasi apabila terjadi kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia. Terlebih apabila mengingat pola gelombang Covid-19 sebelumnya yang terjadi di berbagai negara, tren kenaikan kasus terjadi pada saat negara lain mengalami musim dingin.
"Tidak terlalu sih [angka kematian]. Meskipun itu katanya secara literatur ya ada severity disease, tapi kita sedang melihat apakah itu terkait dengan keparahan. Tapi nyatanya sekarang kita melihat yang CT valuenya di bawah 30 juga jarang," ujar Rizka.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sebelumnya telah mewanti-wanti potensi kenaikan kasus virus corona pada Februari 2023. Budi mengatakan potensi itu tetap perlu diwaspadai mengingat varian baru mulai menyebabkan kenaikan kasus di sejumlah negara, salah satunya Omicron XBB di Singapura.
Indonesia pun baru-baru ini melaporkan temuan empat kasus varian XBB. Rinciannya, tiga kasus ditemukan di DKI Jakarta dan satu kasus di Surabaya. Satu kasus di DKI merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dari Singapura, begitu juga pasien XBB dari Surabaya. Sementara dua kasus lainnya merupakan transmisi lokal.