Profil Lengkap Daftar Lima Pahlawan Nasional Tahun Ini

CNN Indonesia
Sabtu, 05 Nov 2022 11:15 WIB
Kelima tokoh ini diangkat atas jasanya bagi bangsa dan negara semasa hidupnya.
Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah akan menetapkan lima pahlawan nasional baru di Istana Negara Jakarta pada Senin (7/11). Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Mahfud MD menyampaikan kelima tokoh ini diangkat atas jasanya bagi bangsa dan negara semasa hidupnya.

"Bapak Presiden sesudah berdiskusi dengan kami, dengan Dewan Gelar dan Tanda-Tanda Kehormatan, itu memutuskan tahun ini memberikan lima (gelar pahlawan nasional) kepada tokoh-tokoh bangsa yang telah ikut berjuang mendirikan negara Republik Indonesia," kata Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Mahfud MD.

Berikut daftar lima tokoh calon pemegang gelar pahlawan nasional beserta profilnya yang dirangkum:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. dr Soeharto

Dr R Soeharto, dokter pribadi Bung Karno asal Tegalgondo Klaten.dr R Soeharto, dokter pribadi Bung Karno asal Tegalgondo Klaten. (Arsip Keluarga Dr R Soeharto via Detikcom)

Dokter Soeharto merupakan dokter pribadi Presiden pertama RI Sukarno sejak tahun 1942.

Mengutip dari berbagai sumber, dr Soeharto memiliki nama lengkap Soeharto Sastrosoeyoso. Ia lahir pada 24 Desember 1908 di Tegalgondo, Solo, Jawa Tengah dan wafat pada tanggal 30 November 2000.

Selain sebagai dokter pribadi Bung Karno, semasa hidupnya, dr Soeharto juga pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, hingga Kepala Bappenas di Kabinet Soekarno.

Tercatat, beliau merupakan salah satu pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) dan beliau juga turut andil dalam pembangunan kawasan Sarinah Thamrin Jakarta, dan Hotel Indonesia.

Pada tahun 1950, dr Soeharto juga menjadi salah satu orang yang menggagas lahirnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Ia merupakan tokoh pelopor program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia yang kemudian pada 1957, lahirlah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dan mendapuk dirinya sebagai ketua pertama PKBI.

"Berjuang di lapangan beri pengobatan bagi para pejuang yang jatuh atau sakit dan cacat dalam perjuangan melawan Belanda dan Jepang," kata Mahfud.

2. KGPAA Paku Alam VIII

KGPPA Paku Alam VIII merupakan Raja Paku Alam yang menjabat pada 1937-1989. KGPAA Paku Alam VIII telah berjasa bersama Sultan Hamengkubuwono IX mengintegrasikan wilayah Yogyakarta ke Indonesia pada awal kemerdekaan.

Bersama dengan Sri Sultan HB IX, Kasultanan dan Paku Alam menjadi dwi tunggal, dua pemimpin yang merupakan satu kesatuan, dengan tekat bulat bergabung dengan Republik Indonesia tanpa ada keraguan.

Dilansir dari situs pemprov Jateng, integralitas keduanya kerap disebut sebagai Dwi Tunggal Raja Yogyakarta.

Kiprahnya dalam mendukung RI pada masa kemerdekaan berlanjut mulai dari peranannya dalam hal kemiliteran, yakni dengan mendukung para gerilyawan mengusir Belanda dalam agresinya di wilayah Yogyakarta.

"Setelah Indonesia merdeka 17 Agustus, DIY itu tak termasuk di dalamnya. Tapi Sri Sultan HB IX dan Paku Alam VIII membuat deklarasi menggabungkan diri ke republik," tutur Mahfud.

3. dr Raden Rubini Natawisastra

Raden Rubini merupakan tokoh dari Kalimantan Barat. Semasa hidupnya, dr Rubini menjalankan misi kemanusiaan dengan menjadi dokter keliling melayani pengobatan di daerah terpencil dan pedalaman.

Mengutip dari situs Pemprov Kalbar, dokter Rubini juga aktif memimpin organisasi berhaluan politik yang menentang penjajahan Jepang dan menuntut kemerdekaan Kalimantan Barat menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Nyawa Rubini gugur di tangan tentara Jepang, kala itu beliau tengah menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Umum Sungai Jawi, Pontianak, sekaligus Kepala Bagian Bedah.

Namanya juga diabadikan menjadi nama RSUD di Kabupaten Mempawah, yakni RSUD dr. Rubini Mempawah dan menjadi nama jalan di Kabupaten Mempawah, Kota Pontianak, Kota Bandung, serta nama Taman Aulia dr. Rubini di Kabupaten Mempawah.

"Beliau dokter yang beri pelayanan pengobatan para pejuang di hutan-hutan. Selalu meneriakkan kemerdekaan, suami istri ini dibunuh pada penjajahan Jepang," kata Mahfud.

Klik untuk selanjutnya

4. H Salahuddin bin Talibuddin

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER