Autopsi ekshumasi dua jenazah korban Tragedi Kanjuruhan di TPU Dusun Pathuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Sabtu (5/11) pagi, diawasi oleh sejumlah pihak.
Dua korban itu adalah kakak beradik NDR (16) dan NDB (13). Mereka merupakan anak perempuan dari DAY (41), Aremania asal Bululawang, Malang.
Di antara pihak yang hadir, adalah perwakilan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TPIGF) Deputi V Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kemenkopolhukam RI, Irjen Armed Wijaya.
"Saya dari Kemenkopolhukam diutus Pak Mahfud MD untuk menyaksikan ekshumasi. Ini kan salah satu rekomendasi TGIPF," kata Armed di lokasi.
Armed menyebutkan melalui autopsi ini pihaknya berharap agar penyebab utama tewasnya 135 korban Tragedi Kanjuruhan bisa terungkap.
"Hasil kami harapkan bisa menjelaskan penyebab utama meninggalnya para korban," ucapnya.
Ia mengatakan hal ini juga penting mengingat hasil investigasi TGIPF sudah menyebut bahwa penyebab kematian para korban adalah akibat gas air mata.
"Nanti kami lihat hasilnya autopsinya seperti apa karena itu ada kaitannya dengan gas air mata yang kadaluwarsa," kata dia.
Ia berharap hasil autopsi ini bisa keluar secepatnya. Armed mengatakan, hak ini demi keadilan bagi para korban.
"Kami harapkan secepatnya. Tapi ini biasanya satu-dua minggu seperti itu di kepolisian," ucapnya.
Selain TGIPF,ada juga Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Hasto Atmojo yang turut menyaksikan sekaligus mendampingi pihak keluarga korban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT