Orang Tua Korban Kanjuruhan Ikut Autopsi: Anak Saya Dibantai & Diracun

CNN Indonesia
Sabtu, 05 Nov 2022 15:10 WIB
Orang tua dua korban Tragedi Kanjuruhan yang mengajukan autopsi menginginkan keadilan. Dia menyebut kedua anaknya dibantai dan diracun.
Orang tua korban Tragedi Kanjuruhan menangis histeris saat menyaksikan jenazah kedua anaknya NDR (16) dan NDB (13) menjalani autopsi di Malang, Jawa Timur. (CNN Indonesia/Farid)
Malang, CNN Indonesia --

DAY (41) orang tua korban Tragedi Kanjuruhan yang mengajukan autopsi menyebut kedua anaknya dibantai dan diracun.

Hal itu dia katakan disela menyaksikan proses autopsi jenazah kedua anaknya NDR (16) dan NDB (13) di TPU Dusun Pathuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Sabtu (5/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya ingin keterbukaan dan keadilan untuk anak saya. Anak saya dibantai, diracun," kata DAY.

Tangis DAY pun pecah. Ia mengungkapkan kondisi anaknya saat meninggal cukup mengenaskan. Wajah dan lehernya membiru. Sementara mulut dan telinganya mengeluarkan darah.

"Jangan dibohongi lagi, memang ini gas air mata, jangan bohong lagi," ucapnya.

DAY sempat menangis histeris dan pingsan usai masuk ke tenda tempat autopsi dilakukan.Kuasa hukum keluarga korban, Imam Hidayat mengatakan melalui autopsi ini dia berharap kliennya mendapatkan keadilan.

"Keadilan harus ditegakkan ini tragedi luar biasa, jangan ada rekayasa, buka seluas-luasnya," kata Imam.

Dengan autopsi ini, dia berharap, penyidik bisa menjerat para tersangka dengan pasal pembunuhan dan pembunuhan berencana Pasal 338 dan 340 KUHP. Bukan cuma Pasal 359 dam 360 KUHP tentang kelalaian.

"Dengan autopsi ini kami berharap semua bisa terang benderang," ujarnya.

Autopsi dua jenazah korban Tragedi Kanjuruhan di TPU Dusun Pathuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, dimulai. Autopsi dilakukan oleh Tim Independen Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Jawa Timur. Tim itu beranggotakan delapan orang. Terdiri dari enam operator di lokasi, dan dua penasihat. ( CNN Indonesia/Farid)Lokasi autopsi dua jenazah korban Tragedi Kanjuruhan di TPU Dusun Pathuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Sabtu (5/11). (CNN Indonesia/Farid)

Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan yang dipimpin Menko Polhukam Mahfud MD telah menyerahkan laporan hasil investigasinya ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat (14/10).

Tragedi Kanjuruhan itu menewaskan 135 orang yang mayoritas suporter AremaFC atau Aremania. Mereka meninggal dunia saat berdesak-desakan ingin keluar setelah polisi menembakkan gas air mata.

Mahfud mengatakan TGIPF menyimpulkan gas air mata sebagai pemicu utama kepanikan berujung ratusan orang meninggal dunia.

"Yang mati dan cacat serta sekarang kritis dipastikan setelah terjadi desak-desakan setelah gas air mata yang disemprotkan," kata Mahfud dalam jumpa pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat siang.

(frd/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER