Gonjang ganjing di internal PPP ini akan berdampak dengan posisi mereka di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), koalisi yang dibentuk bersama Golkar dan PAN.
Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan masalah itu menunjukkan a da aktor-aktor yang masih berupaya memengaruhi kebijakan politik PPP terkait koalisi pada Pilpres 2024.
"Rencana deklarasi ribuan kader PPP di Yogyakarta menunjukkan ada gelagat untuk menarik PPP dari KIB," kata Karyono.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia ketegasan Mardiono juga tengah diuji apakah akan tetap bertahan atau keluar dari KIB. Karyono menilai hal ini akan tergantung dari dinamika politik yang terjadi.
Kendati begitu, Karyono meyakini PPP di bawah kepemimpinan Mardiono akan bertahan dalam KIB. Pasalnya, KIB lebih memiliki kedekatan dengan pemerintah saat ini.
"Jika pilihannya PPP bertahan di KIB, maka Mardiono perlu bekerja keras untuk menciptakan stabilitas politik di internal PPP," paparnya.
"Di sisi lain, gejolak di PPP dapat dikapitalisasi untuk menaikkan posisi tawar, karena PPP sadar posisi politiknya cukup strategis dalam konfigurasi koalisi capres," ujar Karyono menambahkan.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai gaduh di internal PPP akan membuat posisi mereka di KIB justru semakin tak diperhitungkan.
Dedi menilai bukan tidak mungkin PPP akan terdepak dari koalisi tersebut.
Menurut dia apabila hal itu terjadi, maka bukan tidak mungkin PPP akan mendekati PDI Perjuangan sebagai salah satu rekan untuk berkoalisi.
"Jika itu yang dipilih maka PPP di tataran elit akan bergeser ke PDIP, meninggalkan KIB, itu jika PPP masih utuh hingga ke tingkat bawah," ungkapnya.
Di sisi lain, deklarasi ribuan kader PPP ini akan membawa angin segar untuk Anies. Dengan deklarasi tersebut posisi Anies sebagai calon presiden bisa semakin baik.
"Bagi Anies ini jelas menguntungkan, dengan deklarasi dari ribuan kader dari PPP, jelas akan menguntungkan posisi Anies," kata Direktur Eksekutif KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo.
Saat ini baru Partai NasDem yang mendeklarasikan Anies sebagai bakal calon presiden pada Pilpres 2024. Kunto menilai dukungan ribuan kader PPP akan memberikan dampak tersendiri bagi Anies, terutama soal daya tawarnya.
"Ini menunjukkan bahwa, 'tuh kan, dari partai yang sudah punya koalisi pun pilihnya ke saya'. Ini bisa jadi posisi tawar yang lebih besar bagi Anies Baswedan, baik untuk jadi calon partai koalisi maupun pemilih lain yang masih bimbang hari ini," jelasnya.
Senada dengan Kunto, Dedi juga menilai deklarasi dukungan ribuan kader PPP di Yogya ini penting bagi Anies. Ia menilai hal ini justru akan menjadi tren ke depannya untuk memberi dukungan kepada Anies.
"Dukungan ini penting karena dilakukan oleh partai yang secara struktur berseberangan dengan kelompok Anies, tentu menimbulkan daya pengaruh bagi kader partai lain, bahwa ketidakpatuhan pada partai demi Anies akan menjadi tren," ujar Dedi.
Di satu sisi, Plt Ketum PPP Muhammad Mardiono pernah menegaskan kepada para kader tak jalan sendiri-sendiri alias ikuti garis komando partai soal Pilpres 2024.
"Jangan berjalan sendiri-sendiri, harus tunduk dan taat asas dengan apa yang menjadi mekanisme dewan pimpinan pusat,"ujar Mardiono saat membuka Rapimwil II dan Sekolah Politik Perempuan DPW PPP Maluku di Ambon, Maluku, Kamis (3/11) malam.
Menurutnya, urusan pengusulan capres 2024 akan dibicarakan bersama dengan KIB. Pasalnya terkait kandidat calon presiden masih punya waktu panjang dan kemungkinan ada partai lain yang bergabung.
"Jadi masih kedekatan dengan KIB, ketika kita usung nanti melalui mekanisme, waktu masih panjang, nanti kesepakatan KIB itu menjadi putusan bersama,"ucapnya.
Dia mengklaim KIB sudah memiliki tiket premium untuk mengusung pasangan calon capres dan cawapres di Pilres 2024. Untuk itu, ia menegaskan kader PPP di seluruh Indonesia tetap satu dalam garis komando dan taat barisan.
(dmi/kid)