Seorang karyawan PT FMB hingga saat ini masih belum ditemukan akibat kerusuhan di Kabupaten Dogiyai, Papua pada Sabtu (12/11).
Saat kerusuhan terjadi ada 11 karyawan PT FMB sempat dinyatakan hilang. Namun, 10 orang karyawan telah berhasil ditemukan dalam keadaan selamat.
"Dan 1 pekerja lagi dalam proses pencarian atas nama Joni," kata Direktur Reskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani dalam keterangannya, Rabu (16/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faizal kembali menerangkan bahwa kerusuhan bermula dari insiden kecelakaan yang terjadi pukul 14.30 WIT di Kampung Ikebo, Distrik Kamuu, Kabupaten Dogiyai. Kecelakaan ini menewaskan seorang anak berusia 5 tahun bernama Noldi Goo.
"Dari kejadian itu kemudian berimbas pada aksi anarkis oleh sejumlah massa yang melakukan tindakan perusakan dan pembakaran terhadap sejumlah rumah, ruko, kios, kendaraan termasuk beberapa fasilitas perkantoran pemerintah daerah Kabupaten Dogiyai serta tindakan kekerasan dan penganiayaan terhadap masyarakat," tuturnya.
Berdasarkan data polisi, kerusuhan itu menyebabkan terbakarnya 27 unit rumah tinggal, 51 unit kios, 9 unit rumah kosan, 9 unit ruko, 11 unit truck, 20 unit sepeda motor hingga 1 unit alat berat.
Selain itu, kebakaran juga menghanguskan 6 unit bangunan pemerintahan. Yakni Kantor Dukcapil, Kantor Dinas Keuangan, Kantor Dinas BPMK, Kantor Dinas Inspektorat, Kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kantor Dinas BKD.
Faisal mengungkapkan kerusuhan itu juga mengakibatkan satu orang meninggal dunia atas nama Iqbal. Kemudian, korban luka sebanyak 3 oran dan korban luka panah dari aparat kepolisian sebanyak 4 orang.
Di sisi lain, kata Faisal, kerusuhan itu turut menyebabkan gelombang pengungsian dari masyarakat pendatang dengan total 356 orang ke beberapa lokasi.
Rinciannya, di Polres Dogiyai 39 orang pengungsi, di Pos Raider 113 Pamrahwan Aceh 54 orang, di Makoramil Moenamani 120 orang, di Pos Paskhas Monamani 29 orang, di Kompleks Gereja GPDI 100 orang dan Kompleks Gereja GKI Koinonia 10 orang.
"Dari hasil pantauan di lapangan, sebagian masyarakat pendatang memilih mengungsi ke Kabupaten Nabire dengan menggunakan kendaraan lajuran kurang lebih sudah sebanyak 55 kendaraan lajuran yang mengantarkan pengungsi ke Nabire semenjak pasca kejadian kerusuhan," ucap Faisal.
Faisal menyampaikan kepolisian saat ini juga telah mengambil langkah memperkuat sistem pengamanan kota dalam rangka pemulihan situasi pasca kejadian. Selain itu, juga berkoordinasi dengan pemerintah setempat, para tokoh masyarakat dan tokoh agama guna pemulihan situasi kamtibmas.
"Kami juga sudah membuka palang di beberapa lokasi mobilisasi kendaraan jalur utama maupun jalur lingkungan dan mengamankan perbaikan jaringan listrik yang sempat lumpuh di beberapa lokasi oleh petugas PLN," kata dia.
Lebih lanjut, Faisal berujar polisi masih terus melakukan penyelidikan untuk kasus kecelakaan dan kerusuhan serta pembakaran.
Sejauh ini, kepolisian telah memeriksa 16 orang saksi yang merupakan korban dan insiden ini. Termasuk, polisi juga akan melakukan olah TKP.
"Tim gabungan akan melanjutkan olah TKP di 2 titik lokasi yakni lokasi pembakaran kendaraan truck dan alat berat exa di Kampung Kogegu Distrik Kamuu Selatan maupun lokasi penjarahan di Kompleks Bambu Kuning Kampung Ekimanida Distrik Kamuu Kabupaten Dogiyai," pungkas Faisal.
(dis/wis)