Kemenkes Target 95 Persen Anak Aceh Diimunisasi Pascakasus Polio Pidie

CNN Indonesia
Rabu, 30 Nov 2022 15:40 WIB
Dirjen P2P Kemenkes mengatakan imunisasi massal polio dilaksanakan di 23 kabupaten/kota di Aceh secara bertahap, yang dimulai dari Pidie.
Balita mendapat imunisasi vaksin polio tetes (Oral Poliomyelitis Vaccine) yang diberikan petugas kesehatan Puskesmas Ulee Kareng di Banda Aceh, Aceh, Senin (21/11/2022). (ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menargetkan 95 persen atau sekitar 1.217.939 anak berusia 0-12 tahun di Provinsi Aceh mendapatkan empat dosis vaksin bOPV dan satu dosis imunisasi IPV lengkap sesuai usia.

Upaya itu menyusul temuan satu kasus Polio tipe 2 di Kabupaten Pidie, Aceh beberapa waktu lalu.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan imunisasi polio massal kali ini bertajuk Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN). Program ini dilaksanakan di 23 kabupaten/kota di Aceh dan dilakukan secara bertahap.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masing-masing putaran Sub PIN akan dilaksanakan dalam waktu seminggu ditambah lima hari sweeping. Jarak minimal antar putaran adalah satu bulan, dengan target capaian sekurang-kurangnya 95 persen merata di seluruh wilayah," kata Maxi dikutip dari situs resmi Kemenkes, Rabu (30/11).

Maxi menerangkan Sub PIN putaran pertama dilaksanakan di Kabupaten Pidie sejak 28 November 2022. Sementara imunisasi polio di Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie Jaya, Bireun, Aceh Utara dan Kota Sabang akan dimulai 5 Desember.

Sementara untuk kabupaten/kota lainnya di Provinsi Aceh akan dimulai pada 12 Desember 2022.

Pada masing-masing putaran, Kemenkes akan menggunakan vaksin novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2) kemasan 50 dosis per vial yang diproduksi oleh PT. Biofarma. Vaksin ini digunakan hanya pada pelaksanaan Sub PIN dalam rangka penanggulangan KLB Polio tipe 2.

"Sementara Sub PIN putaran kedua, akan dimulai minggu ke-4 Januari 2023 meliputi seluruh wilayah di Provinsi Aceh," kata dia.

Maxi selanjutnya menekankan bahwa dukungan dan peran serta semua pihak di jajaran pemerintahan, dan segenap lapisan masyarakat sangat diperlukan untuk menyukseskan kegiatan tersebut. Utamanya dukungan dari para orang tua agar mengajak putra-putrinya, dari usia 0 bulan sampai dengan 12 tahun.

"Kita harapkan target tersebut bisa tercapai, namun bila masih ditemukan risiko penularan, maka akan dilakukan Sub PIN putaran berikutnya. Hal ini untuk memastikan penularannya benar-benar bisa kita hentikan," ujar Maxi.

Sebagai informasi, Kemenkes pada 9 Oktober lalu menerima laporan terkait satu kasus lumpuh layuh akut atau AFP pada anak usia 7 tahun di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Setelah dilakukan pengambilan sampel tinja dan pemeriksaan di laboratorium, didapatkan hasil polio VDPV tipe 2.

Baru-baru ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie melaporkan tiga kasus baru Polio sehingga disebutkan total menjadi empat kasus. Namun demikian, Kemenkes menegaskan tiga dari empat anak yang terdeteksi positif virus polio tidak bisa dikategorikan sebagai kasus polio. Dengan demikian, kasus polio tipe 2 di Indonesia masih satu kasus.

Direktorat Pengelolaan Imunisasi Kemenkes Endang Budi Hastuti beralasan ketiga anak lainnya tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai kasus polio lantaran tidak adanya gejala lumpuh layuh.

(khr/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER