Heru Budi Buka Suara soal Polemik Kampung Susun Bayam

CNN Indonesia
Kamis, 01 Des 2022 17:11 WIB
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyatakan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) harus segera berdiskusi dengan warga soal tarif Kampung Susun Bayam. Foto: Muchlis - Biro Setpres
Jakarta, CNN Indonesia --

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono buka suara soal polemik Kampung Susun Bayam menyusul keluhan warga yang meminta agar ada kejelasan soal hunian.

Menurut Heru, tarif hunian Kampung Susun itu harus dibicarakan dengan PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

"Itu harus dibicarakan dengan Jakpro nilainya," kata Heru di Balai Kota Jakarta, Kamis (1/12).

Ia mengatakan Wali Kota Jakarta Utara sebelumnya telah menetapkan nama-nama warga yang akan menghuni Kampung Susun Bayam.

Oleh karenanya, Jakpro diminta berdiskusi dengan masyarakat untuk menentukan tarif hunian.

"Tinggal Jakpro berdiskusi bagaimana dengan keinginan masyarakat itu. Nanti Jakpro biar lapor ke Wali Kota," katanya.

Puluhan warga eks Kampung Bayam sebelumnya mendirikan tenda di depan Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (1/12). Mereka menuntut ada kejelasan soal hunian di Kampung Susun Bayam, Jakarta Utara.

"Prioritas utama kami itu bagaimana haus bisa masuk ke dalam, kalau masuk kita bisa bicarakan dan dirundingkan dengan masyarakat," kata Ketua Koperasi Persaudaraan Warga Kampung Bayam Asep Suwenda di depan Balai Kota Jakarta, Kamis (1/12).

Asep mengatakan warga juga berharap nantinya Kampung Susun Bayam bisa dikelola oleh koperasi. Ia menyebut hal itu berkaca dari pengelolaan kampung susun lainnya.

Warga keberatan jika tarif hunian didasarkan pada Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 55 Tahun 2018 tentang Penyesuaian Tarif Retribusi Pelayanan Perumahan.

"Kita mengacu dari hunian rusun yang udah ada di Jakarta, kita ambil contoh Akuarium sama Kunir, itu kan Rp35 ribu per bukan, tidak sampai Rp100 ribu kita pengen seperti itu ada keberpihakan sama masyarakat kecil," katanya.

Ia juga mengatakan lantaran tidak ada kejelasan soal nasib hunian, sejumlah warga memilih tinggal di tenda di depan pintu masuk ke Kampung Susun Bayam.

"Karena kotrakannya habis pada tinggal di tenda aja sampai sekarang masih ada juga, karena mungkin kalo mau ngobtrak lagi, dana lagi," ujarnya.

PT Jakpro sebelumnya mengatakan harga sewa Kampung Susun Bayam disesuaikan dengan Pergub Nomor 55 Tahun 2018. Tarif tertinggi rusun tersebut Rp 765 ribu per bulan.

"Hari Jumat lalu telah kami sampaikan pada warga tentang tarif sewa sesuai Pergub," kata Vice President Corporate Secretary PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Syachrial Syarief, Senin (28/11).

(yoa/gil)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK