Kasus tewasnya AD tersangka perampokan di Padanglawas Utara, Sumatera Utara (Sumut) berbuntut panjang. Empat anggota Polres Tapanuli Selatan (Tapsel) diduga kuat melakukan penganiayaan terhadap AD.
Kapolres Tapsel AKBP Imam Zamroni melalui Kasi Humas Briptu Erlangga mengatakan empat personel itu yakni Briptu RRH, Briptu BN, Briptu RAH, dan Bripda AA. Keempatnya diduga melanggar Kode Etik Profesi Polri (KEPP).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keempatnya bertugas sebagai penyidik pembantu. Mereka diduga kuat melakukan penganiayaan terhadap AD," kata Briptu Erlangga, Kamis (8/12).
Dia menyebutkan dari penyelidikan dan gelar perkara atas meninggalnya AD, keempatnya diduga melakukan pelanggaran kode etik sebagaimana tertuang dalam peraturan polisi (Perpol) No.7/2022 tentang Etika Kelembagaan.
"Polres Tapsel akan membentuk tim terpadu untuk percepatan penanganan kasus dugaan pelanggaran KEPP para penyidik pembantu itu. Dan akan dilakukan pemeriksaan terhadap ahli, yaitu dokter yang menerbitkan visum tersangka perampokan itu," terangnya.
Menurutnya keempatnya juga akan ditempatkan di tempat khusus selama 30 hari ke depan serta dinonaktifkan dari tugas. Untuk mempermudah proses pemeriksaan, keempatnya juga akan dimutasi.
"Pimpinan memerintahkan Kanit Pidum Sat Reskrim untuk menerbitkan laporan polisi (LP) model A. Laporan itu, guna mengusut dugaan penganiayaan keempat penyidik pembantu terhadap AD saat menjalani pemeriksaan," UN ungkap Erlangga.
Kasus ini juga dipertimbangkan untuk dilanjutkan ke pidana umum, terutama bagi personel yang terlibat langsung atas dugaan penganiayaan terhadap AD.
Polres Tapsel dan Polsek Dolok menangkap AD bersama rekannya SP, IH alias K alias T pada Minggu (4/12). Mereka merupakan tersangka perampokan sadis yang berhasil menggasak 900 gram emas berikut uang tunai Rp10 juta di dalam tas ransel milik korban.
Pada Senin (5/12), petugas di ruang tahanan Polres Tapsel mendapati AD dalam keadaan lemas. AD mendapat penanganan dari Tim Dokkes Polres Tapsel dan dilarikan ke UGD Rumah Sakit di Kota Padangsidimpuan, tetapi nyawanya tidak tertolong.
(fnr/wis)