Jejak Darah Aiptu Sofyan yang Tercecer di Masjid Hidayatul Iman

CNN Indonesia
Sabtu, 10 Des 2022 09:50 WIB
Aiptu Sofyan biasa mengatur lalu lintas agar anak sekolah di sekitar Polsek Astana Anyar bisa menyeberang jalan. Ledakan bom hari itu mengakhiri riwayatnya.
Anggota keluarga menangis di dekat keranda jenazah almarhum Aiptu Anumerta Sofyan saat akan dishalatkan di masjid kawasan Cibogo, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022). Foto: ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI

Siti Sarah terkulai lemas dengan mata sembab setelah mendapati suaminya, Aipda Sofyan, sudah tak bernyawa di Rumah Sakit Immanuel Bandung.

Sofyan meninggalkan Siti bersama tiga putranya yang masih bersekolah di tingkat SD dan SMA.

Air matanya tak bisa dibendung lagi, bahkan ketika Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo datang untuk menjenguk keluarga mendiang di rumah sakit tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ibu yang sabar, tenang, nanti masalah putra-putranya nanti kita yang urus. Yang paling besar tuh kelas berapa, SMA kelas 2 ya, ya sudah nanti nerusin (polisi). Biar nerusin (Sofyan)," ujar Listyo.

[Gambas:Instagram]

Kapolri pun lantas memberikan penghormatan terakhir dengan menganugerahi kenaikan pangkat anumerta kepada mendiang menjadi Aiptu Sofyan. 

Aiptu Sofyan menjadi korban meninggal bom bunuh diri yang belakangan diketahui dilakukan oleh bekas narapidana teroris Agus Sujatno alias Abu Muslim.

Agus melancarkan aksinya ketika aparat kepolisian di Polsek Astana Anyar tengah menggelar apel pagi, sekitar pukul 08.20 WIB.

Pria 34 tahun itu menaiki motor bebek shogun berwarna biru dengan nomor polisi AD 5055 S asal Surakarta yang ia parkir tak jauh dari Polsek.

Agus lantas berjalan kaki melewati gerbang utama Polsek dan menghampiri para personel yang tengah melakukan apel pagi di halaman.

Kepada mereka, Agus mengacungkan parang sebelum kemudian sebuah bom yang berada di dalam ransel yang ia bawa meledak. Agus tewas di tempat dengan luka lubang di bagian punggung.

Agus diduga menggunakan bahan Triaceton Triperoxide atau Aseton Peroksida (TATP). Itu adalah salah satu jenis bahan bom yang memiliki daya ledak tinggi atau high explosive. TATP berjuluk 'The Mother of Satan'.

Dugaan Sofyan merujuk pada efek ledakan yang menyebabkan lubang pada punggung Agus. Dia pun diduga membawa bom dengan ransel diwadahi panci atau Tupperware.

Selain menewaskan Aiptu Sofyan, serangan bom itu turut melukai sembilan orang lainnya yang turut dibawa ke rumah sakit karena luka ringan dan berat. Bom juga melukai satu warga sipil atas nama Nurhasanah.

Agus merupakan eks narapidana terorisme yang baru bebas setahun sebelumnya. Ia pernah mendekam di penjara sejak 2017 karena terlibat dalam peledakan bom di Cicendo, Kota Bandung di tahun yang sama.

Di akhir penahannya, ia sempat dipindahkan ke Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Dalam kasus bom Cicendo, Agus berperan dalam pembelian senjata, penyediaan dana, survei lokasi, dan merakit bom panci yang kemudian dibawa Yayat Cahdiyat untuk di ledakkan di Jalan Pandawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Bandung, pada 27 Februari 2017.

Yayat tewas kena tembakan polisi saat melakukan perlawanan. Ia tewas saat hendak dilarikan ke rumah sakit. Agus Sujatno belakangan ditangkap bersama satu orang lain.

(thr/gil)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER