Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta para pelaku kekerasan terhadap anak ditindak secara tegas.
Dia menyatakan, polisi harus peka dalam merespons isu kekerasan terhadap anak yang marak terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Menurutnya, para pelaku kekerasan terhadap anak harus mendapatkan hukuman.
"Pelaku-pelaku ini sudah sangat keterlaluan dan harus mendapat ganjaran hukum," ujar Sahroni kepada CNNIndonesia.com, Kamis (21/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia berkata, semua anak memiliki hak yang sama untuk mendapatkan perlindungan, pendidikan, serta kehidupan yang layak. Menurut Sahroni, tindak kekerasan terhadap anak merupakan perbuatan yang sangat tercela.
"Tindak kekerasan bukan merupakan opsi dan tidak akan pernah dibenarkan. Berikan anak pendidikan yang layak di rumah, orang tua harus jadi contoh baik bagi mereka," ucap politikus Partai NasDem itu.
Sahroni juga berpesan kepada kepolisian agar tidak kompromi terhadap semua pelaku kekerasan, termasuk kasus ayah pukul anak di Jakarta Selatan.
"Jadi saya tegaskan, jika masih semena-mena, kalian (pelaku kekerasan) akan berhadapan dengan hukum. Jangan ada kompromi!" tambah Sahroni.
Sebelumnya, Sahroni mengunggah sebuah video yang menampilkan peristiwa tindak kekerasan yang dilakukan oleh seorang ayah terhadap anak.
Kasus pemukulan itu telah dilaporkan oleh KEY selaku ibu korban dan teregister dengan nomor LP/B/2301/I/X/2022/SPKT/Polres Metro Jaksel/Polda Metro Jaya.
Peristiwa terjadi pada tahun 2021 hingga 2022. Terlapor kerap melakukan kekerasan terhadap korban, KR, dengan cara memukul kepala korban hingga menendang punggung korban.
KEY menyebut RIS tak hanya melakukan kekerasan terhadap anak-anaknya saja. KEY pun mengaku pernah menjadi korban dari tindak kekerasan yang dilakukan RIS.
Ia mengungkapkan tindakan kekerasan paling fatal yang pernah dilakukan RIS terhadap dirinya adalah memukul di bagian wajah hingga tulang hidung bergeser dan bibir mengalami luka sobek.
"Mungkin salah satu contohnya yang saya alami hidung saya ini bengkok ya bisa dilihat, tulang hidungnya geser karena saya ditonjok kan. Ini bibir saya ada sobek di sini. Banyak sih," ungkap KEY.
Sementara itu, Polres Metro Jaksel telah menaikkan status kasus tersebut ke tingkat penyidikan. Penyidik juga telah memeriksa tujuh orang. Beberapa di antaranya yang diperiksa adalah pelapor, terlapor, hingga dua anak yang menjadi korban.