Kapal Motor (KM) Kelimutu milik PT Pelni akhirnya mengevakuasi ratusan wisatawan dan warga yang terjebak di Pulau Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah karena cuaca buruk.
Camat Karimunjawa, Muslikin, mengatakan jumlah orang yang dievakuasi untuk menyeberang ke Semarang ada sekitar 490 orang.
"Hasil pendataan calon penumpang hingga Selasa (27/12) pukul 10.30 WIB totalnya ada 490 orang," kata Muslikin, Selasa (27/12) seperti dikutip dari Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari jumlah itu, kata dia, wisatawan yang membeli tiket lewat paguyuban biro ada 361 orang warga negara Indonesia dan 49 orang warga negara asing.
Sedangkan wisatawan lokal yang membeli tiket secara mandiri, kata dia, ada 49 orang, kemudian warga Karimunjawa ada 49 orang.
Ia mengungkapkan wisatawan yang tertahan di Pulau Karimunjawa akan diangkut menggunakan KM Kelimutu yang dijadwalkan bersandar di Pelabuhan Legon Bajak di Pulau Karimunjawa Selasa malam ini pukul 19.30 WIB.
"Hasil komunikasi dengan kapten kapal memang memperkirakan kapal akan sampai di Legon Bajak pada jam tersebut," ujarnya.
Sementara para wisatawan, kata dia, sudah disiapkan menuju pelabuhan Legon Bajak. Ketika kapal tiba mereka bisa langsung diangkut untuk diseberangkan ke Semarang.
Bantuan pengangkutan dari KM Kelimutu tidak terlepas dari surat Pemkab Jepara yang mengajukan surat permohonan deviasi kapal Pelni KM Kelimutu ke Karimunjawa untuk mengangkut wisatawan yang tertahan. Surat ditujukan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI pada 25 Desember 2022 yang ditandatangani Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta.
Tercatat sejak tanggal 23-31 Desember 2022 tidak ada kapal penyeberangan yang diizinkan berlayar untuk melayani pelayaran dari Jepara ke Karimunjawa sehingga mengakibatkan ratusan wisatawan tertahan di Karimunjawa.
Dengan keterbatasan kapal yang ada di Jepara, Pemkab Jepara mengajukan permohonan deviasi kapal Pelni KM Kelimutu untuk berlayar ke Karimunjawa mengevakuasi wisatawan yang tertahan serta mengirimkan bahan pokok makanan untuk masyarakat Karimunjawa, mengingat kapal tersebut sanggup melewati gelombang yang ada di perairan utara Pulau Jawa.