Kepala Pelaksana BPDB Jawa Timur Gatot Soebroto mengatakan banjir bandang dan cuaca ekstrem yang melanda Pulau Bawean, Kabupaten Gresik tak menelan korban jiwa.
Namun, kata Gatot, pihaknya saat ini masih melakukan proses pendataan dampak banjir bandang itu, baik soal korban maupun kerusakan yang ditimbulkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kaitan dengan data Bawean, untuk saat ini sedang proses pendataan oleh kecamatan maupun dari Pemkab Gresik. Yang pasti tidak ada korban jiwa," kata Gatot saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Rabu (28/12).
Gatot mengklaim banjir yang menerjang sejumlah wilayah Bawean itu telah surut dengan cepat.
"Untuk bencananya atau robnya itu kan sifatnya cuma sesaat, jadi malam terjadi, pagi itu langsung sudah tuntas semua, hanya dampaknya yang saat ini masih kami data," ucapnya.
Gatot memperkirakan, dampak kejadian itu pasti menyebabkan bangunan dan sejumlah fasilitas rusak. Aktivitas warga juga terganggu. Hanya saja ia belum bisa memberi paparan detail.
Tak hanya itu, Gatot mengakui pihaknya juga mengalami kendala saat berkomunikasi. Hal itu membuat proses pendataan dan kerusakan belum bisa terselesaikan.
"Masih didata, barusan tadi saya telepon juga ternyata belum terkumpulkan oleh personel di Gresik karena kondisi di sana agak sulit," ujar dia.
Cuaca ekstrem yang melanda Pulau Bawean mengakibatkan sejumlah wilayah diterjang banjir bandang. Beberapa jembatan yang jadi akses utama antardesa juga terputus.
Kepala Desa Gunungteguh, Abdul Haris mengatakan jembatan yang terputus itu ialah penghubung antara Desa Gunungteguh dengan Patarselamat di Kecamatan Sangkapura.
Haris menjelaskan, jembatan itu terputus setelah wilayahnya diguyur hujan intensitas tinggi sekitar pukul 01.00 WIB dini hari Selasa (27/12).
"Kami berharap ada langkah taktis dan cepat dari pemerintah untuk penanganan hal tersebut," kata Haris.
Tak hanya itu, cuaca ekstrem itu juga menyebabkan sejumlah dusun di berbagai desa di Pulau Bawean diterjang banjir bandang. Seperti Dusun Dayabata, Desa Sawahmulya, hingga ke Desa Kotakusuma dan Alun-alun Sangkapura. Ketinggian bahkan mencapai dada orang dewasa.
Kemudian banjir bandang di wilayah Kecamatan Tambak terjadi di Desa Telukjatidawang. Banjir datang saat malam hari. Jembatan yang jadi penghubung empat desa juga ambrol.
(frd/pmg)