Pemimpin Bab Kesucian, Hari Minallah Aminnullah Ahmad alias Bang Hadi mengklaim membantah kelompok yang dipimpinnya sebagai aliran sesat.
Hadi mengaku tidak mengerti dengan bahasa yang disampaikan pihak MUI di media sosial, termasuk masalah salat lima waktu yang diharamkan.
"Masalah sembahyang, apalagi masalah makanan, di situ dituliskan saya mengharamkan makan ikan, ayam, makan daging, nah itu mereka yang mengatakan sepihak," tuturnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun menegaskan tudingan Bab Kesucian mengharamkan salat lima waktu pun harus dibuktikan pihak MUI Sulsel. Hadi berharap jangan sampai menjadi tuduhan yang tidak mendasar.
"Nah mana buktinya itu saya mengatakan sedemikian, itukan tuduhan yang tidak berdasar, tidak valid. Berbicara itukan harus ada datanya," kata dia.
Hadi mengklaim pihak MUI Sulsel tidak pernah datang untuk menanyakan atau mengklarifikasi soal aliran Bab Kesucian kepada pihaknya.
Hadi mengatakan yayasan yang dipimpinnya telah berdiri sejak 2019 lalu dan memiliki surat keputusan dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Sehingga Hadi mempertanyakan keputusan MUI Sulsel yang menyebut yayasannya sesat.
"Pihak MUI tidak pernah klarifikasi, tidak pernah datang menanyakan. Bagaimana mengatakan sesat, hanya mengambil gambar, mengambil foto, lalu menuliskan kata-kata sesat tanpa klarifikasi, tanpa bertanya, itukan sepihak," kata Hadi.'
Pimpinan Yayasan Nur Mutiara Makrifatullah yang menaungi diduga aliran sesat Bab Kesucian, Wayang Hadi Kesumo (48) membantah yayasannya melarang pengikutnya untuk melaksanakan salat lima waktu.
Bab Kesucian dicap sebagai aliran sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel, karena mengharamkan salat lima waktu, makan ikan dan minum susu.
"Itu tidak benar sama sekali," kata Wayang, Selasa (3/1).
Wayang menerangkan yayasannya mengajarkan hanya dasar-dasar agama bagi masyarakat yang ingin mengenal agama.
"Saya mengajarkan bagaimana mengenal agama. Dasar-dasar yang mau mengenal agama, mengajarkan makan yang bersih, mengajarkan pola hidup yang bersih, mengajarkan pola pikir yang bersih, hati yang bersih," ujar Wayang.
"Bukan mengajarkan agama. Sudah banyak yang tahu itu tentang agama, sudah banyak yang sudah mengajarkan norma-norma agama. Saya tidak berhak mengajarkan agama. Kalau mau belajar sembahyang, ya di masjid," lanjutnya.
Wayang menerangkan Yayasan Nur Mutiara Makrifatullah berdiri pada 2019, yang pusatnya berada di Batam, Kepulauan Riau.
"Ini berdiri sejak 2019. Kalau di sini tidak banyak [pengikutnya]. Di [Gowa] sini yang ada hanya tahfiz quran, anak yang tidak ada ibu bapaknya, yang tidak ada saudara-saudaranya di Gowa," bebernya.
Wayang mengaku tidak mengetahui jumlah pasti yang menjadi pengikut di Yayasan Nur Mutiara Makrifatullah. Namun, ia mengklaim mereka tidak pernah sama sekali menghina lambang negara maupun mengafirkan kelompok lain dalam Islam.
"Jumlahnya hanya beberapa orang, tidak sampai seratus, tapi bukan dari kaum luar, tapi anak-anak dari kalangan yayasan saja. Tidak memaksa juga satu kaum, tidak menyalah-nyalahkan pihak-pihak lain," sebutnya.
Terkait dengan pelarangan makan ikan dan minum susu, Wayang mengaku para pengikutnya memang tidak mengonsumsi daging hewan.
"Kena [karena] kami di yayasan tidak makan binatang, tidak memakan hewan, tidak memakan bangkai. Yang dianjurkan yaitu makanan bersih, nabati tumbuhan, sayur-sayuran. Itu pun tidak boleh dikasih pestisida. Organik misalnya yang tidak mengandung racun yang tidak dikasih kotoran," kata Wayang.
"[Dugaan sesat karena tidak makan daging hingga minum susu] Itu mereka yang menilai. Itu dari mereka yang menilai kami dari sudut pandang yang berbeda, itu sah-sah saja," sambungnya.
Wayang meminta bukti bahwa pihaknya melarang makan daging hewan.
"Adakah saya melarang makan binatang, mana buktinya? Yang saya larang itu tidak boleh makan darah. Walaupun setetes tetap haram," katanya.
"Di sini bimbingan, pelajaran, dasar-dasar agama, bukan agama Islam saja ya. Semua agama kan baik, tidak ada agama yang mengajarkan yang tidak baik, dan tidak ada satu pun agama di dunia ini yang mengajarkan yang kotor," pungkasnya.
(rzr/kid)