Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri merespons pemberitaan terkait pernyataannya soal Presiden Joko Widodo dalam perayaan HUT PDIP ke-50 beberapa waktu lalu yang dinilai menunjukkan kekuatan.
Dalam keterangan tertulis DPP PDIP, Mega melontarkan candaan bahwa ia memang kuat.
"Kalau kemarin saya seperti dicap oleh media, yang ngomong 'wah Ibu Megawati mengeluarkan sepertinya menunjukkan kekuatannya'. Saya memang kuat lho," kata Megawati dalam candaanya saat memberikan pengarahan dalam acara di Bali, Senin (16/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mega bicara profesionalisme media massa terkait hal ini terutama soal pemberitaan bahwa dia unjuk kekuatan.
"Tolong adik-adik wartawan ngerti politik juga ya. Partai politik saya ini kan memang terbesar di Indonesia, gimana sih? Jangan dibolak-balik dong, karena kami semua kerja keras," sambungnya.
Mega selanjutnya mencontohkan kerja keras yang dimaksud, salah satunya adalah dengan PDIP mampu 'menguasai' Bali pada Pemilu 2024 nanti. Ia menargetkan hal itu bukan klaim semata, namun bakal terealisasi.
Bali selama ini memang jadi salah satu basis suara PDIP. Di Pemilu 2019PDIP meraih 54,36 persen dari seluruh suara sah di daerah pemilihan Bali.
Megawati juga mengingatkan jangan gara-gara untuk pemberitaan agar laris, ada pihak-pihak yang dirugikan. "Ngerti lah saya, dipikir saya nggak ngerti? jangan dipikir saya tidak ngerti teknologi," imbuhnya.
Lebih lanjut, Mega mengklaim bukan berarti dirinya hendak meminta pujian dari media massa. Namun ia meminta wartawan melaksanakan kerja sesuai kode jurnalistik dan berbasis perspektif yang luas.
Ia mencontohkan, sebelum menilai seorang Megawati, media menurutnya harus melakukan riset dan pendalaman atas dirinya. Bagaimana misalnya ia pernah membawa Indonesia keluar dari ancaman krisis ekonomi dunia.
"Waktu itu posisi saya wapres, kita kena kredit macet triliunan. Sampai aku bilang, 'Gusti Allah ngapain gua kalau dapat rejeki, rejekinya kayak ginian?' Dan itu harus melalui hukum. Makanya wartawan buka-buka (informasi)," katanya.
Mega juga mengungkit soal penghargaan yang diraihnya dari CNBC Indonesia 2021 kategori lifetime achievement award. Penghargaan itu diberikan secara virtual kepada putri Megawati, Puan Maharani.
Ia juga mengatakan bahwa pengamat politik dan ekonomi luar negeri heran mengapa Mega jarang dibicarakan sebagai orang yang menyelesaikan masalah krisis.
"Siapa yang ngomong gitu? Pak Chairul Tanjung. Supaya kalau tahu, tanya Pak Chairul Tanjung. Itu namanya kode etik jurnalistik, para wartawan yang saya sayangi. Jangan selalu pernyataan saya dipotong, dibully," kata Megawati.
Sebelumnya, di HUT PDIP ke-50 Megawati mengungkit pentingnya peranan PDIP bagi Presiden Jokowi. Megawati mengaku telah mengawal Jokowi sebelum ia menjadi presiden. Bahkan Mega kasihan kepada Jokowi tanpa kehadiran PDIP.
"Pak Jokowi itu ya ngono loh, mentang-mentang. Lah iya, padahal Pak Jokowi kalau enggak ada PDI Perjuangan juga duh kasihan dah," kata Megawati di JIExpo Kemayoran, Selasa (10/1).
Megawati menyinggung soal dukungan yang diberikan kepada PDIP, Megawati menuturkan, PDIP mengawal Jokowi secara legal formal atau aturan perundang-undangan yang berlaku.
"Loh legal formal loh, beliau jadi presiden tuh nggak ada, kan ini, legal formal diikuti teruskan sama saya, aturannya, aturan mainnya," ujar Mega.
Selain itu, Mega juga mengungkit perannya yang mengusulkan Ma'ruf Amin menjadi wakil Jokowi di periode kedua kepemimpinannya.