Jurnalis senior sekaligus Pemimpin Umum Tabloid Jubi Papua Victor Mambor menyebut ledakan bom di samping rumahnya di Jayapura bukan teror pertama yang dia dapat.
Victor mengaku pernah mendapat teror dengan dibuat rusak rem mobilnya atau blong pada 2021 lalu. Bedanya, sebelum rem mobilnya dirusak, dia mendapat ancaman lewat telpon dan pesan singkat. Sementara, teror bom Senin (23/1) kemarin terjadi tanpa tanda-tanda.
"Mobil rusak emang dapat ancaman, pertama telpon yang tidak jelas, lalu ancaman tidak menulis berita sembarangan," kata Victor dalam konferensi pers, Selasa (24/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Victor menyebut ancaman itu juga ditujukan dengan berbagai tuduhan. Dia mengaku dituduh tidak pro dengan NKRI dan mendukung Papua merdeka.
"Saya [dibilang] tidak pro NKRI, saya pro Papua merdeka," ujarnya.
Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Sasmito mengakui teror tersebut memang bukan yang pertama. Berdasarkan catatan AJI, selain adanya perusakan mobil, Victor juga pernah didoxing.
"Bang Victor kerap jadi korban, identitasnya pernah disebar dengan narasi keliru, tahun 2021 yang dicatat bidang advokasi," kata Sasmito.
Lebih lanjut, Sasmito juga mengatakan kaca rumah Victor juga sempat dipecahkan oleh orang tak dikenal pada tahun yang sama.
"Ini semakin menguatkan bang Viktor ini jadi korban terror karena kegiatan jurnalistik di Papua," ucap dia.
Menurutnya, serangan terhadap Victor merupakan teror serius dan mengancam jiwa jurnalis. Dia pun mengecam tindakan tersebut.
"AJI Indonesia mengutuk serangan bom yang menyasar bang Victor," ujarnya.
"AJI mendesak kasus ini menjadi kasus yang terakhir supaya ditindak lanjuti agar ditelusuri oleh kepolisian dibawa ke jaksa," lanjutnya.
Sebelumnya, Victor mengungkapkan kronologi detik-detik menjelang bom meledak di samping rumahnya di Jayapura pada Senin (23/1).
Victor bercerita dia terbangun dari tidur sekitar pukul 02.00 WIT dini hari. Dia pun keluar rumah dan membuka laptop untuk mengerjakan sesuatu. Setelah itu, Victor kembali memasuki rumah untuk menonton televisi (TV) sekitar pukul 04.00 WIT.
Beberapa menit kemudian, Victor mendengar suara motor menuju rumahnya. Suara motor itu, kata Victor, berhenti beberapa menit. Lalu motor kembali bersuara meninggalkan rumahnya.
Tak lama setelah motor pergi, bom pun meledak sekitar pukul 04.20 WIT, usai azan Subuh berkumandang. Victor menyebut suara dari ledakan itu sangat besar dan membuat rumahnya bergetar.
"Saya dengar orang starter motor, motor matic. Terus jalan motornya. Kalau matic kan langsung jalan. Tidak sampai satu menit setelah dia jalan itu meledak itu," kata Victor dalam konferensi pers daring, Selasa (24/1).
"Suaranya besar sekali saya juga kaget tidak seperti petasan, atau tembakan. Ini dekat sekali bunyinya," imbuhnya.
Sementara itu, Kapolsek Jayapura Utara Kompol Jahja Rumra menyebut telah melakukan penyelidikan guna mengungkap motif peledakan tersebut.