Danki Brimob Akui Tak Perhatikan Suporter Usai Gas Air Mata Kanjuruhan

CNN Indonesia
Jumat, 27 Jan 2023 01:00 WIB
Tersangka polisi Tragedi Kanjuruhan mengaku menyelamatkan diri sendiri dan tak perhatikan kondisi penonton usai tembakan gas air mata. Tersangka polisi Tragedi Kanjuruhan mengaku menyelamatkan diri sendiri dan tak perhatikan kondisi penonton usai tembakan gas air mata. (CNN Indonesia/Farid)
Surabaya, CNN Indonesia --

Dua terdakwa polisi yang memerintahkan penembakan gas air mata saat Tragedi Kanjuruhan, mengaku tidak memperhatikan kondisi penonton atau suporter dan lebih mendahulukan keselamatan diri sendiri.

Hal itu disampaikan Danki I Brimob Polda Jatim AKP Hasdarmawan, dan Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi, saat bersaksi di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Kamis (26/1).

Mereka memberikan keterangan saat menjadi saksi untuk dua terdakwa, yakni Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris dan Security Officer Suko Sutrisno.

"Saya tidak tahu itu [kondisi penonton di tribun selatan usai tembakan gas air mata], saya sendiri mendahulukan keselamatan saya dan anggota saya dari lemparan," kata Hasdarmawan saat menjawab pertanyaan jaksa.

Hasdarmawan mengatakan hal terpenting baginya kala itu adalah kondisi dirinya pribadi dan personel di bawah komandonya. Dia pun mengaku tak melihat pasukan di kelompok lain, apalagi kondisi suporter.

"Saya tidak melihat ke mana-mana. Yang saya lihat hanya saya dan anggota saya. Massa yang di dekat saya saja tidak saya perhatikan, apalagi yang jauh sana," ucapnya.

Hasdarmawan sendiri mengaku memerintahkan sembilan anggotanya untuk masing-masing menembakkan empat kali gas air mata ke arah selatan lapangan.

Namun, dia mengklaim tak pernah secara langsung menginstruksikan anak buahnya untuk menembak ke arah tribun penonton.

"Kalau [perintah arahkan tembakkan gas air mata] ke tribun tidak ada. [Arah tembakkan] sesuai dengan ancaman," ujarnya.

[Gambas:Video CNN]



Sementara itu, Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi mengklaim menembakkan gas air mata karena pasukannya diserang hingga terluka.

Menurutnya, tembakan dilakukan agar penonton di sisi tribune utara tak makin beringas, memaksa masuk lapangan dan menyerang petugas.

"Yang kami tahu kami diserang, serangannya sudah banyak Kalau tidak melakukan [tembakan] pertahanan jebol, maksud kami, kami menjaga biar [massa] tidak beringas," kata Bambang.

Bambang sendiri, menginstruksikan dua anggotanya untuk tiga kali menembakkan gas air mata. Arah tembakan itu ia klaim hanya jatuh di tengah lapangan.

(frd/chri)
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TERPOPULER