Sebanyak 200 personel kepolisian dikerahkan untuk mengawal Aksi Bela Al-Qur'an 301 di Kedutaan Besar Swedia, Jakarta Selatan, Senin (30/1).
Aksi demo ini digelar oleh Persaudaraan Alumni (PA) 212 bersama sejumlah elemen ormas Islam lainnya dalam rangka memprotes tindakan seorang politikus di Swedia yang membakar Al-Qur'an.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita siapkan pengamanan, kurang lebih ada 200 personel dari kepolisian disiagakan," kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi saat dihubungi.
Terkait pengalihan arus lalu lintas di sekitar lokasi demo, kata Nurma, masih situasional. Ia menyebut anggota Polisi Lalu Lintas (Polantas) telah bersiaga di lokasi untuk mengatur arus lalu lintas.
Nurma menyampaikan pihaknya juga mengantisipasi jika ada penyusup yang ingin menunggangi demo tersebut. Dia menuturkan pihaknya telah berkoordinasi dengan koordinator lapangan (korlap) aksi untuk mengantisipasi hal ini.
"Jadi korlap-korlap itu sudah kita kondisikan jika memang ada bukan anggotanya silakan berkoordinasi dengan kita untuk mengetahui siapakah dia, apakah penyusup atau tidak," ucap Nurma.
Lebih lanjut, Nurma turut mengimbau massa untuk melakukan aksi secara tertib.
Sebelumnya, Sekretaris Majelis Syuro PA 212 Slamet Maarif mengatakan aksi ini menuntut agar pemerintah Indonesia menyetop hubungan diplomasi dengan Swedia imbas pembakaran Al-Qur'an. Ia berpendapat Swedia telah melakukan penodaan terhadap agama Islam.
"Dubes Swedia segera tinggalkan Indonesia," kata Slamet saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (26/1).
Aksi pembakaran Al-Qur'an ini dilakukan oleh politikus sayap kanan Rasmus Paludan dalam demonstrasi di depan Kedubes Turki di Stockholm, Swedia pada Sabtu (21/1) lalu.
Tindakan ini pun menuai kecaman dari negara-negara dengan mayoritas Muslim terbesar. Pemerintah Indonesia diketahui juga sudah melayangkan protesnya hingga memanggil Duta Besar Swedia untuk Indonesia Marina Berg terkait insiden tersebut.