Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya berencana bakal berangkat ke Mesir untuk memeriksa Yeni, salah satu tenaga kerja wanita (TKW) yang menjadi korban penipuan komplotan Wowon Erawan alias Aki.
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan Yeni merupakan saksi kunci dan saat ini sedang berada di Mesir. Ia menuturkan Yeni tak bisa kembali ke Indonesia karena masih terikat kontrak pekerjaan di sana.
"Rencana tim penyidik akan berangkat ke Mesir untuk mendalami keterangan yang bersangkutan. Ini sangat penting keterangan yang bersangkutan karena terbongkarnya pembunuhan berantai ini dari Yeni ini," kata Hengki kepada wartawan, Senin (6/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keterangan Yeni menjadi penting karena selain jadi korban, dia juga ikut merekrut para TKW lainnya untuk mengirimkan dana ke Wowon cs untuk digandakan. Adapun menurut keterangan, Yeni rugi hingga Rp200 juta.
Namun, Hengki belum bisa memastikan kapan penyidik akan ke Mesir. Sebab, polisi masih menunggu kepulangan Yeni dari Libya yang sedang berlibur bersama majikannya.
"Yeni ini sangat penting untuk membongkar daripada motif, kemudian korban atau mungkin ada tersangka lain. Secepatnya ada lampu hijau yang bersangkutan kembali ke Mesir kita akan periksa," ujarnya.
Hengki pun menerangkan sampai saat ini Yeni masih berstatus sebagai saksi. Penyidik masih akan menyelidiki lebih lanjut soal keterlibatan Yeni.
"Apa yang bersangkutan melakukan tindak pidana ada mens rea atau actus reus. Apakah dia tahu merekrut untuk sama-sama mendapat keuntungan, karena keluguannya termasuk yang lain, karena yang bersangkutan juga mengirimkan duit ke tersangka dan hilang juga," tutur Hengki.
"Kemudian actus reus, apa perbuatannya, apa memang dia berbuat, dia tau akan memperoleh keuntungan, makanya kita akan periksa ke Mesir," imbuhnya.
Sebelumnya, polisi menemukan aliran dana sebesar Rp1 miliar dari para TKW dalam kasus pembunuhan berantai Wowon cs. Polisi juga menemukan 11 TKW yang menjadi korban penipuan.
Identitas 11 orang TKW ini yakni Yeni, Farida, Siti Fatimah, Aslem, Entin, Hamidah, Evi, Hana, Yanti, Nene serta Sulastini. Dari 11 orang itu, dua di antaranya yakni Farida dan Siti sudah tewas di tangan Wowon cs.
Belasan orang TKW ini setiap bulan disebut rutin mengirimkan gaji mereka ke rekening atas nama tersangka Dede.
Salah satu korban TKW bernama Hanna mengaku telah ikut aksi penggandaan uang ini selama dua tahun dengan kerugian Rp75 juta. Sedangkan Aslem mengikuti praktik ini selama enam tahun dan kerugian mencapai Rp288 juta.
Polisi mengungkapkan dari belasan TKW yang menjadi korban, ada dua yang turut berperan menyebarkan praktik penggandaan uang oleh Wowon cs. Keduanya yakni Yeni dan Siti.
(dis/tsa)