Sesal Bripka Madih Peluk dan Salami Eks Penyidik Polda Metro
Anggota Provos Polsek Jatinegara Bripka Madih menyesal telah memeluk dan menyalami mantan penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya berinisial TG saat dikonfrontasi pada Senin (6/2) lalu.
TG merupakan penyidik yang mengurus laporan ibu Madih terkait kasus tanah pada 2011. TG yang dituding memeras agar laporan tersebut diproses. Namun, saat ini TG telah pensiun dari kepolisian.
"Boleh enggak ane menyatakan nyesel nih pelukan sama salaman? Ya, nyesel kalau dibilang harus nyesel," kata Madih kepada CNNIndonesia.com, di Bekasi, Selasa (7/2).
Madih menyebut pelukan dan salam yang ia lakukan itu tidak berkaitan dengan kasus dugaan pemerasan. Ia mengaku iba karena TG berusia lebih tua dan mengaku tengah sakit tetapi tetap datang ke konfrontasi.
"Salaman dan peluk itu ane menghargai pertama, dia menyatakan sedang sakit terus ane iba dan kasihan. Karena keadaan sakit datang juga nemuin kita di konfrontir. Itu dasarnya, bukan dengan pernyataan yang terjadi pada saat ini," ujarnya.
Madih menegaskan telah terjadi pemerasan saat dirinya membuat laporan pada 2011 silam. Meskipun Madih mengaku tidak memiliki satu pun barang bukti terkait dugaan pemerasan tersebut.
"Pada saat itu memang enggak ada saksi, enggak ada bukti, sekarang kalau bicara saksi dan bukti kan saya uraikan di situ. Tetap ada pemerasan walaupun tanpa bukti, tanpa bukti pun ane anggap," katanya.
Lihat Juga : |
Madih juga telah membantah dirinya meminta maaf kepada TG soal kasus polisi peras polisi. Menurutnya, permintaan maaf yang ia sampaikan itu sebatas hubungan antara senior dengan junior.
"Madih ini pada saat bertemu dan menyalami dan maaf itu bukan karena berita bohong atau hoaks, (tapi) menyatakan senior dan junior," kata dia.
Polda klaim Madih minta maaf
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko sempat menyebut Madih meminta maaf kepada TG usai konfrontasi di Polda Metro Jaya.
"Kami salut, gentle juga dari Pak Bripka Madih langsung mendatangi TG, memeluk, dan minta maaf Pak Haji. Saya mohon maaf," kata Trunoyudo kepada wartawan.
Trunoyudo menyebut Madih meminta maaf setelah dalam proses konfrontasi tak ditemukan bukti pemerasan yang dilakukan oleh TG.
"Artinya kita apresiasi supaya jelas semua. Jangan sampai ini semuanya kemudian menjadi suatu opini yang berkembang di publik, salah satu caranya adalah konfrontir," ujarnya.
Dalam kasus ini, Madih mengaku diperas sesama polisi saat mengurus sengketa lahan milik orang tuanya ke Polda Metro Jaya.
Madih melaporkan soal sengketa sebidang lahan di Bekasi ke Polda Metro Jaya pada 2011. Menurutnya, lahan tersebut kini dikuasai oleh sebuah perusahaan.
Ia mengklaim tanah milik orang tuanya itu dibeli dengan cara melawan hukum. Beberapa akta jual beli (AJB) yang tidak sah karena tidak disertai cap jempol.
(mnf/fra)