Pesawat Susi Air di Bandara Distrik Paro, Nduga, Papua Tengah, dibakar pada Selasa (7/2) pagi. Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Nduga Pimpinan Egianus Kogoya diduga berada balik peristiwa itu.
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen M. Saleh Mustafa sebelumnya menyatakan, selain pilot, penumpang pesawat Susi Air turut disandera oleh OPM pimpinan Egianus Kogoya.
Namun Saleh tak menjelaskan berapa penumpang yang dibawa. Ia tidak membalas pesan singkat yang dilayangkan. Jika merujuk data dari Susi Air, pesawat itu membawa lima orang penumpang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara TPNPB-OPM sebelumnya juga telah mengakui telah membakar Pesawat Susi AirPilatus Porter PC 6/PK-BVY di Nduga. OPM juga membenarkan pihaknya telah menyandera pilot pesawat yang bernama Kapten Philips. Belakangan, penyanderaan itu dibantah oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.
Polri telah menerjunkan aparat Satgas Damai Cartenz untuk menangani kasus dugaan sandera tersebut. Pihak Susi Air pun berharap aparat bisa segera menyelamatkan para korban yang disandera tersebut.
Berikut fakta-fakta seputar pembakaran pesawat Susi Air yang dirangkum CNNIndonesia.com:
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman menduga KKB pimpinan Egianus Kogoya telah membawa kabur GPS Pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY di kawasan hutan Nduga, Papua.
"GPS pesawat dibawa lari yang diduga dilakukan oleh Kelompok Separatis Teroris pimpinan Egianus Kogoya menuju hutan," kata Herman dalam keterangan tertulis, Selasa (7/2).
Pesawat membawa lima orang penumpang. Kuasa Hukum Susi Air, Donal Fariz mengatakan pesawat itu melaksanakan penerbangan dengan rute Timika-Paro-Timika.
"Susi Air terus berupaya mencari keberadaan pilot dan penumpang lainnya karena hingga saat ini belum bisa dihubungi," kata Donal.
Satuan Tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz turut dilibatkan dalam penyelidikan kebakaran pesawat Susi Air di Bandara Distrik Paro.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo mengatakan personel gabungan yang dikerahkan tersebut akan menyelidiki keberadaan pilot dan kelima penumpang pesawat Susi Air.
"Ops Damai Cartenz, personel Polres Nduga dan rekan-rekan TNI akan melakukan investigasi terkait kondisi Pilot beserta seluruh penumpang pesawat," jelasnya.
Polda Papua membantah kabar penyanderaan 15 pekerja pembangunan puskesmas di Paro, Kabupaten Nduga.
Hal tersebut disampaikan Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo merespons pernyataan dari kelompok TPNPB-OPM pimpinan Egianus Kogoya.
Ignatius menjelaskan isu penyanderaan tersebut sudah mulai diembuskan pada Sabtu (4/2) kemarin. Ia menyebut sejumlah warga melaporkan kepada pihak kontraktor bahwa Egianus Kogoya menyebabkan ancaman kepada para pekerja.
"Adanya informasi dari masyarakat yang melaporkan kepada kontraktor pembangunan Puskesmas di Distrik Paro bahwa 15 orang pekerja mendapat ancaman dari kelompok Egianus Kogoya," jelasnya.
Keberadaan dan nasib pilot pesawat Susi Air Kapten Philips Max Marthin dan lima penumpangnya masih misteri usai dikabarkan disandera kelompok KKB pimpinan Egianus Kogoya.
Philips disandera OPM setelah kelompok separatis itu membakar Pesawat Susi Air.
"Pilotnya kami sudah sandera dan kami sedang bawa keluar, untuk itu anggota TNI-Polri tidak boleh tembak atau interogasi masyarakat sipil Nduga sembarang, karena yang melakukan adalah kami TPNPB OPM Kodap III Ndugama-Derakma di bawah Pimpinan Panglima Brigjen Egianus Kogoya," demikian keterangan dari Juru Bicara Komnas TPNPB-OPM Sebby Sambom.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono membantah pilot pesawat Susi Air disandera oleh TPNPB-OPM.
Yudo mengklaim pilot pesawat Susi Air melarikan diri usai insiden pembakaran oleh OPM di Bandara Distrik Paro, Nduga, Selasa (7/2) kemarin.
"Enggak ada penyanderaan, enggak ada, dia selamatkan diri itu," ujarnya disela-sela Rapat Pimpinan Polri-TNI, di Hotel Sultan, Rabu (8/2).
(mts/wis)