Arteria Dahlan: Ziarah Makam Bung Karno Implementasi Ideologis PDIP

PDIP Blitar | CNN Indonesia
Rabu, 15 Feb 2023 16:14 WIB
Politisi PDIP, Arteria Dahlan, memaknai acara 'PDIP Jateng ziarah ke Makan Bung Karno' di Blitar, 13-14 Februari 2023.
Politisi PDIP, Arteria Dahlan, saat mengikuti acara 'PDIP Jateng ziarah ke Makan Bung Karno' di Blitar, 13-14 Februari 2023. (Foto: Arsip PDIP Blitar)
Jakarta, CNN Indonesia --

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Arteria Dahlan, mengaku tradisi ziarah Makam Bung Karno bukan hanya budaya semata, tetapi juga membumikan ajaran Trisakti Bung Karno, yakni berkepribadian dalam kebudayaan.

Pendapat tersebut ia lontarkan menanggapi acara 'PDIP Jateng ziarah ke Makan Bung Karno' di Blitar, 13-14 Februari 2023.

"Ziarah ke Makam Bung Karno bagi kader PDI Perjuangan juga me-recharge semangat juang, mengasah ideologi dan memantapkan derap dan giat perjuangan," ujar dia dalam keterangannya, Rabu (15/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, Bung Karno sebagai Putra Sang Fajar tidak hanya sebagai Proklamator atau Presiden Pertama RI melainkan juga sebagai Bapak Bangsa, Pemikir Besar, Ideolog Andal, serta Penggali Pancasila yang amat kaya dengan nilai-nilai religiusitas dan nasionalisme.

"Melalui Ajaran Bung Karno, telah terbukti kejadian demi kejadian yang dialami oleh Bangsa Kita yang masih sangat relevan hingga saat ini. Sudah menjadi kewajiban bagi kita semua untuk mewarisi api perjuangan Bung Karno," tegasnya.

Bagi PDI Perjuangan, Arteria melanjutkan, ziarah tidak hanya sekadar tradisi, budaya, maupun kultur, akan tetapi juga membuktikan nilai religiusitas yang dipegang teguh dan dijunjung tinggi. Tentunya, nilai tersebut disesuaikan dengan kearifan lokal setempat.

Baginya, melalui ziarah manusia tidak hanya diingatkan akan kematian sebagai suatu keniscayaan, akan tetapi juga diingatkan bahwa ada kekuasaan besar yang dimiliki oleh Tuhan.

Di samping itu, Arteria juga percaya ziarah dapat menjadi kontrol sosial, bahwa kehidupan dunia hanya sementara dan harus dimanfaatkan dengan baik dan hormat.

"Tidak hanya itu, melalui ziarah kita juga mendoakan ahli kubur, meringankan dosa-dosa mereka sekaligus mengenang jasa-jasa yang telah diperbuat," imbuhnya.

Arteria menekankan, Blitar tidak hanya dapat dianggap sebagai Bumi Bung Karno dimakamkan, kota tempat Bung Karno bersemayam dalam jiwa. Diksi 'Blitar' sendiri berasal dari kesejarahan yang berselimut nilai patriotisme, di mana Bangsa Tartar berhasil dipukul mundur.

Begitu juga tempat kehadiran Pasukan Pembela Tanah Air yang tidak hanya mengobarkan semangat patriotisme, tetapi juga mengingatkan arti persatuan, kerja-kerja kolektif dan gotong royong.

"Semangat dan gerak langkah Rakyat Blitar, yang dari Blitarlah yang menggelorakan api semangat perjuangan Bung Karno. Tidak salah kalau banyak yang mengatakan 'Bung Karno masih hidup', pemaknaan yang demikian hanya bisa dimiliki oleh mereka yang sudah datang ke Blitar, dan ke Makam Bung Karno," papar Arteria.

Lebih lanjut Arteria menyebutkan, selain terkenal dengan Kota Patria yang kental dengan semangat juang dan nilai perjuangan, Blitar juga kental dengan nilai-nilai religius. Hal ini terbukti dengan hadirnya Syekh Subakhir, ulama sekaligus tokoh besar yang memperkenalkan agama Islam masuk pertama kali.

"Islam yang rahmatan lil alamin, Islam yang bukan (meniru mentah-mentah) kultur di Arab sana, melainkan Islam yang sesuai dengan kearifan lokal masyarakat setempat, tentunya tanpa menegasikan sedikitpun fiqik atau substansi ajaran islam itu sendiri. Blitar sejak dulu memastikan religiusitas dan nasionalisme bisa berjalan seiring sejalan tanpa saling menegasikan," jelasnya.

Sementara itu, tanggal 13 ke 14 juga memiliki makna yang sangat berarti. Yakni tepat menjelang satu tahunnya Hari Pemungutan Suara, yakni 14 Februari 2024.

Satu tahun DPD PDI Jateng berikrar di Makam Bung Karno, menjadi sebuah ide sekaligus langkah cerdas yang syarat dengan nilai religiusitas, patriotisme dan ideoligis.

"Militansi tidak mungkin di bangun tanpa modal ideologi. Ideologi tidak mungkin terbangun tanpa ada keyakinan rasional, spiritual dan religiusitas," lanjut dia.

Melalui acara ini, PDIP Jateng mencoba untuk mengatur ulang, mengisi, dan menyatukan frekuensi dan persepsi, sehingga mampu mengahadirkan kader kader yang mengerti 'berbaris' dan artinya 'barisan'. Selain itu, juga diharapkan kader ini dapat menjadi petarung-petarung handal yang mampu menjadikan PDIP menang ketiga kalinya.

"Tentunya dengan memohon doa kepada Tuhan yang maha Kuasa, meminta dukungan penuh rakyat, mendapatkan restu Bung Karno, menggelorakan semangat patriotisme, nasionalisme dan religiusitas untuk mememastikan kemenangan untuk ketiga kalinya dan sekaligus memastikan kekuasaan yang diraih nantinya pastinya kekuasaannyang berpihak pada rakyat, kekuasaan yang mempersatukan, yang membangun peradaban dan mesejahterakan rakyat," pungkas Arteria.

(rir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER