Beda Megawati dan Anies Baswedan soal Ibu-ibu Pengajian
Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan bakal calon presiden NasDem Anies Baswedan punya penilaian masing-masing terhadap ibu-ibu pengajian.
Megawati sempat mempertanyakan sebagian ibu-ibu yang suka mengikuti pengajian namun kurang memperhatikan anak-anak mereka.
Hal itu disampaikan dalam pidatonya di Kick Off Pancasila dalam Tindakan 'Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting' yang digelar di The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Saya lihat ibu-ibu tuh ya, maaf ya, sekarang kan kayaknya budayanya, beribu maaf, jangan lagi nanti saya di bully, kenapa toh senang banget ngikut pengajian? Maaf beribu maaf," kata Megawati.
"Ini pengajian ki sampai kapan to yo, anakke arep diapake?" tambahnya.
Megawati lantas menjelaskan sebetulnya tidak mempersoalkan ibu-ibu mengikuti pengajian. Ia mengaku juga pernah ikut pengajian. Meski demikian, Megawati berkeinginan supaya kaum ibu tetap memperhatikan anak-anaknya.
Ia lantas meminta Menteri Sosial Tri Rismaharini agar membuat manajemen rumah tangga. Risma turut hadir pada acara ini.
"Nanti Bu Risma bikin manajemen rumah tangga keluarga itu," kata dia.
Terpisah, Sekretaris Umum (Sekum) Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDIP Nasyirul Falah Amru menegaskan Megawati Soekarnoputri tak pernah melarang ibu-ibu ikut pengajian dalam pidato tersebut.
Megawati, kata Falah, hanya meminta kaum ibu seimbang dalam mengaji dan mengurus anak.
"Sebab mengaji dan mengurus anak itu sama-sama untuk kepentingan dunia-akhirat, jadi mbok ya seimbang sehingga stunting dan sebagainya itu bisa dihindari, itu pesan sebenarnya dari Ibu Mega," ujar pria yang akrab disapa Gus Falah itu dalam keterangannya, Rabu (22/2).
Falah juga menjelaskan Megawati juga sudah memohon maaf sebelum mengutarakan pernyataan demikian agar jangan sampai salah ditanggapi maksudnya.
Sementara itu, Anies Baswedan memuji eksistensi ibu-ibu pengajian karena telah mewujudkan keberhasilan pendidikan di dalam keluarga.
Hal ini disampaikan ketika menghadiri acara tasyakuran Milad ke-42 tahun Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (21/2).
Ia mengatakan selama 42 tahun usianya, BKMT telah menjadi teladan keberhasilan pendidikan dalam keluarga. BKMT, kata dia, menjadi bukti bahwa pengajian menghasilkan ibu-ibu yang lebih berpengetahuan.
"BKMT menjadi bukti bahwa pengajian menghasilkan ibu-ibu yang lebih berpengetahuan. Ibu-ibu yang punya bekal untuk mendidik anak-anaknya, membuat rumah yang mencerminkan nilai Islam dan akhlak yang baik," kata Anies dikutip dari unggahan akun media sosial Instagram miliknya.
Dalam unggahannya, Anies menyinggung soal BKMT yang tidak dapat dilepaskan dari sosok Tuty Alawiyah.
Menurut Anies, Tuty tak sekadar seorang ustazah yang mampu memimpin ratusan Majelis Taklim hingga menjadi BKMT yang jangkauannya seluruh Indonesia, tapi seorang ibu yang hebat dalam mendidik anak-anaknya.
"Karena kami mengenal Prof Dailami Firdaus dan para saudaranya merupakan pribadi-pribadi yang berhasil di bidangnya, tak hanya itu mereka juga amat guyub serta saling support," tulis Anies.