Mahasiswa Demo Tolak UU Ciptaker di Bengkulu, Makassar, Jakarta

CNN Indonesia
Kamis, 30 Mar 2023 20:22 WIB
Aksi unjuk rasa Aliansi Mahasiswa UIN Alauddin Makassar tolak UU Ciptaker. (CNN Indonesia/Ilham)
Makassar, CNN Indonesia --

Aksi mahasiswa tolak pengesahan Perppu Cipta Kerja (Ciptaker) jadi undang-undang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia pada Kamis (30/3). Beberapa di antaranya di Jakarta, Bengkulu, dan Makassar (Sulawesi Selatan).

Di Makassar, aksi Aliansi Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menolak pengesahan UU Ciptaker itu dilakukan sampai memblokir jalan.

Alhasil pengendara pun tak bisa melintas sehingga sempat terjadi cekcok dengan massa aksi. Namun, setelah dilakukan negosiasi kepolisian kepada mahasiswa, akhirnya massa bersedia membuka jalan dan unjuk rasa pun bubar dengan tertib.

Dalam aksi itu, massa yang berkumpul di Jalan Urip Sumohardjo membakar ban bekas yang menyebabkan kemacetan panjang menjelang berbuka puasa.

"Cabut undang-undang Cipta Kerja dan Tolak RUU Sisdiknas sebagai liberalisasi baru sektor pendidikan Indonesia," kata koordinator lapangan, Jumardi, dalam orasinya.

Selain itu, mahasiswa juga menuntut agar pemerintah segera mencabut Permenaker Nomor 5 tahun 2023 terkait pemotongan upah buruh 25 persen yang berorientasi pada ekspor.

"Kami juga menuntut agar Permenaker Nomor 5 tahun 2023 itu segera dicabut karena merugikan para buruh dengan adanya pemotongan upah tersebut," ujarnya.

Unjuk rasa di depan DPRD Bengkulu

Pada hari yang sama, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Provinsi Bengkulu mengadakan aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Provinsi Bengkulu meminta pemerintah merevisi Undang-undang Cipta Kerja.

Tidak ada satu pun anggota DPRD Provinsi Bengkulu berada di tempat karena sedang menjalani dinas di luar kota.

Aksi berujung bentrok ketika polisi hendak mendorong mundur mobil yang digunakan massa. Aksi saling dorong mobil pun terjadi dan polisi mengejar mahasiswa yang mendorong mobil hingga menabrak petugas.

Dalam pengamanan aksi itu, Polresta Bengkulu kemudian mengamankan empat mahasiswa saat unjuk rasa.

"Memang benar ada mahasiswa yang diamankan karena dianggap menjadi provokator aksi bentrok antara polisi dan mahasiswa," kata Kapolresta Bengkulu, Kombes Pol Aris Sulistyono di Kota Bengkulu, Kamis seperti dikutip dari Antara.

Ia menyebut mahasiswa yang ditangkap tersebut akan dimintai keterangan dan bentrok tersebut terjadi karena adanya miskomunikasi.

"Sementara akan kita mintai keterangan, belum kita ketahui apa sebab-sebab mereka diamankan, nanti akan kita cek dulu," ujar dia.

Kecewa Tidak Ditemui DPR

Sementara itu di Jakarta, Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Hilmi Ash Shidiqi mengaku kecewa karena tidak dapat bertemu dengan perwakilan DPR RI untuk memberikan hasil kajian sebagai dasar penolakan mereka atas Undang-Undang Cipta Kerja.

Pernyataan tersebut ia sampaikan pada saat pernyataan sikap yang diadakan.

"Kami juga sangat kecewa atas kajian yang kita berikan tidak diterima" kata Hilmi dalam aksi di depan kompleks parlemen, Jakarta, Kamis (30/3) petang.

Atas dasar kekecewaan itu, BEM SI menyatakan akan kembali melakukan aksi penolakan yang lebih besar lagi.

"Kami berikan ultimatum kepada anggota dewan perwakilan rakyat bahwa kami akan turun ke jalan dengan aksi massa yang lebih besar lagi," imbuh Hilmi.

Pantauan CNNIndonesia.com, massa aksi BEM SI yang tolak UU Ciptaker membubarkan diri pukul 18.30 WIB. Pasca aksi tersebut terlihat situasi lalu lintas kembali lancar dan tidak ada penumpukan kendaraan di jalan Gatot Subroto ke arah Slipi.

Diketahui, BEM UI akan melaksanakan aksi yang rencananya akan dilaksanakan pada 6 April mendatang di Harmoni, Jakarta Pusat.

(mir, antara, mab/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK