Fakta-fakta Prajurit TNI Tewas Ditembak Saat Operasi Pilot Susi Air

CNN Indonesia
Senin, 17 Apr 2023 07:42 WIB
Ilustrasi. Pilot Susi Air Philip Mehrtens Disandera OPM. (Arsip Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT dilaporkan meninggal dunia usai diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4) pukul 16.30 WIT.

Saat itu, satgas tengah berupaya menyelamatkan pilot Susi Air Kapten Philips Mehrtens yang disandera KKB sejak awal Februari lalu.

"Kejadian penyerangan dan penembakan bermula saat gerombolan KST menembak Prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT yg bertugas di wilayah Mugi Nduga, mengakibatkan satu orang prajurit atas nama Pratu Miftahul Arifin tertembak," kata Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Kav Herman Taryaman, dalam keterangan tertulis, Minggu (16/4).

CNNIndonesia.com merangkum sejumlah fakta peristiwa tersebut.

1. Penyerangan saat operasi penyelamatan Pilot Susi Air

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono mengatakan gugurnya prajurit bernama Pratu Miftahul Arifin berkaitan dengan operasi penyelamatan pilot Susi Air yang disandera KKB.

Saat itu, Satgas mencoba untuk menyisir dan mendekati posisi para penyandera. Lalu, ada serangan dari KKB.

Pratu Ilham dilaporkan terjatuh ke jurang dengan kedalaman sekitar 15 meter. Kemudian, ketika Pratu Arifin sedang dievakuasi, tiba-tiba KKB kembali menembak personel TNI lainnya.

"Satu (prajurit) terjatuh di kedalaman 15 meter. Dan ketika mencoba untuk menolong, mendapatkan serangan ulang," kata Julius di Mabes TNI, Jakarta Timur, Minggu.

Hingga Minggu, jenazah Pratu Miftahul Arifin belum berhasil dievakuasi.

2. Korban meninggal dunia satu prajurit

Julius mengatakan hingga Minggu sore hanya satu anggota yang dilaporkan meninggal dunia dalam insiden tersebut.

Pernyataan Julius ini sekaligus merespons kabar beredar di media sosial yang menyebut ada enam orang anggota menjadi korban.

"Sampai pukul 14.03 WIB, informasi yang saya terima secara fisik satu orang, hanya satu orang atas nama Pratu Miftahul Arifin," kata dia.

Namun, ia menyebut memang ada beberapa anggota yang masih dicari usai terlibat kontak tembak. Julius mengatakan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono telah memerintahkan pencarian.

"Kami kesulitan menghubungi karena kondisi cuaca yang tidak menentu. Untuk itu Panglima TNI secara terus-menerus memerintahkan untuk melakukan pencarian dan bantuan tempur dengan kekuatan maksimal," katanya.

3. Aparat tahu lokasi Pilot Susi Air

Julius mengatakan aparat telah mengetahui lokasi KKB yang menyandera pilot Susi Air Kapten Philips. Saat ini, ia menyebut operasi penyelamatan pilot itu sudah mengerucut. Namun operasi terkendala cuaca.

"Yang paling menyulitkan dalam operasi ini adalah cuaca. Kondisi pilot sudah diketahui areanya. Operasinya sudah semakin mengerucut dan terfokus. Jadi cuaca, dan ini sangat tidak menentu di Papua," kata Julius.

4. Panglima TNI evaluasi operasi pencarian Pilot Susi Air

Julius mengatakan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono akan melakukan evaluasi operasi penyelamatan pilot Susi Air usai tewasnya Pratu Arifin.

"Operasi tetap kita jalankan. Dalam waktu dekat Panglima TNI akan melakukan evaluasi yang mendalam berkaitan dengan peristiwa ini," katanya.

Ia mengatakan TNI tidak akan mundur menjaga kedaulatan, apalagi di Papua. Julius menyebut Panglima TNI memerintahkan kepada jajaran untuk tidak ragu-ragu ambil tindakan.

"TNI sebagai patriot NKRI tidak pernah mundur sejengkal pun untuk menjaga kedaulatan dan itu masih konsisten dilaksanakan di Papua. Panglima TNI dengan tegas menyampaikan untuk ambil tindakan, jangan ragu-ragu," katanya.

(yoa/tsa)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK