Simpang Santa Jaksel: Ditutup, Bikin Macet Horor, Dibuka Lagi
Barrier-barrier beton yang memblokir persimpangan Santa antara Jalan Tendean dan Jalan Wijaya I, Jakarta Selatan akhirnya dibuka petugas gabungan pada Senin (17/4) petang.
Pembukaan barier yang memblokir simpang itu dilakukan setelah menjadi biang kerok macet horor setidaknya sejak Jumat (14/4) lalu. Kebijakan rekayasa lalu lintas di lokasi itu sebelumnya berdampak kemacetan panjang di ruas jalan Tendean dan Wijaya I. Bahkan, kemacetan itu juga berimbas ke sejumlah wilayah lain seperti SCBD dan Mampang Prapatan.
Pemprov DKI sebelumnya menerapkan uji coba rekayasa lalu lintas di simpang Santa dengan membuat ruas jalan menjadi satu arah. Harapannya, rekayasa lalin Santa ini bisa kurangi kepadatan kendaraan.
Dengan kebijakan itu, pengendara tidak bisa berbelok kanan langsung dari Jalan Wijaya ke Jalan Wolter Monginsidi arah jalan Tendean, karena ditutup.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono sempat mengklaim penutupan u-turn di persimpangan Santa tersebut membuat kemacetan lebih terurai.
Bahkan, Heru menyebut berdasarkan laporan dari Dirlantas Polda Metro Jaya dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta jika biasanya kepadatan dari arah Jalan Wijaya I ke arah Jalan Kapten Tendean terjadi hingga pukul 09.00 WIB, kini setelah diberlakukan kebijakan penuturan u-turn kepadatan hanya berlangsung hingga pukul 08.00 WIB.
Setali tiga uang, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto pada Senin (17/4) pagi lalu di kawasan Monas, Jakarta Pusat, mengklaim rekayasa lalu lintas di sekitar Pasar Santa, Jakarta Selatan telah berjalan lumayan baik.
"Kemarin udah selesai, saya turun langsung lumayan bagus," kata Karyoto kepada wartawan.
Meskipun begitu, Karyoto menegaskan akan tetap memantau efektivitas dari rekayasa lalu lintas tersebut sebelum sepenuhnya diterapkan. Dia pun mengatakan hasil evaluasi itu akan dikaji kembali usai lebaran 2023 ini.
"Kita akan lihat mungkin besok atau lusa. Kalau besok enggak bisa karena sepi Jakarta, mungkin habis lebaran kita lihat lagi kalau itu efektif kita terapkan," ujar Karyoto.
Pantauan macet horor
Namun, pantauan CNNIndonesia.com pada Jumat (14/4) lalu, arus lalu lintas dari Jalan Wijaya menuju Jalan Wolter Monginsidi menumpuk dan justru mengakibatkan kemacetan mengular sejak pagi hingga malam hari.
"Parah banget macetnya, mobil udah kaya parkir, tidak bergerak sama sekali. Kalau motor masih bisa nyalip-nyalip tapi tetep padat," ujar seorang pengendara motor, Prima saat dihubungi CNNIndonesia.com, pada Jumat malam lalu.
Kemacetan ini juga masih terus terjadi pada Senin siang kemarin dan justru malah meluas. Pantauan CNNIndonesia.com, pada pukul 12.00 WIB, kemacetan terjadi di Jalan Wolter Monginsidi, Jalan Ciranjang, hingga Jalan Cikatomas.
Sejumlah kendaraan roda empat nyaris tak bergerak. Sementara sejumlah pengendara motor berupaya untuk mencari celah untuk menghindari kemacetan.
"Ini sih gila. Macetnya enggak wajar," ujar Darto (39), salah seorang pengendara motor di lokasi kemacetan.
Hingga akhirnya pada Senin kemarin sekitar pukul 17.00 WIB, petugas gabungan dari Dishub DKI, PPSU, dan polisi melakukan membongkar barrier beton yang terpasang di persimpangan Santa.
Petugas kepolisian yang berada di lokasi mengatakan pembukaan barrier beton itu bertujuan untuk mengurai kemacetan.
"Dari beberapa hari kemarin, kami memang melakukan rekayasa [lalu lintas], mencarikan solusi untuk mengurai kemacetan di Simpang Santa ini. Namun melihat keadaan, kami mencari formulasi terbaik, untuk saat ini 'barrier' [pembatas jalan] ini kami kembalikan lagi ke awalnya, untuk mengurai kemacetan, sambil mencari solusi," kata salah satu anggota kepolisian kepada CNNIndonesia.com di lokasi.
Pantauan CNNIndonesia.com Selasa (18/4) pagi, kemacetan tidak seperti saat Simpang Santa ditutup. Dari arah jalan Wijaya, kendaraan yang berhenti hanya sekitar belasan meter.
Sementara di Jalan Kapten Tendean arah dari Mampang, kemacetan tidak mengular sampai fly over seperti hari-hari sebelumnya.
Di Simpang Santa tampak beberapa petugas tengah mengangkut pembatas beton yang sebelumnya dipakai untuk menutup simpang, ke atas truk.