Jemaah An-Nadzir Gowa Sulsel Tetapkan Idulfitri Jumat 21 April
Jemaah An-Nadzir di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, telah memutuskan 1 Syawal atau lebaran Idulfitri 1444 Hijriah jatuh pada hari Jumat (21/4).
"Jemaah An-Nadzir memutuskan Salat Idulfitri 1444 H dilaksanakan pada hari Jumat, 21 April 2023 M," kata pimpinan Jamaah An-Nadzir Ustadz Samiruddin Pademmui kepada CNNIndonesia.com, Selasa (18/4).
Dalam hal memantau bulan, kata Samiruddin, Jamaah An-Nadzir memiliki metodologi yang diajarkan oleh guru dan imam yang kemudian dipadukan dengan dukungan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi atau aplikasi yang ternyata datanya cukup akurat dan valid.
"Hal ini dipastikan setelah diteliti sekitar 5 tahun terakhir oleh jamaah di Pondok An-Nadzir Gowa," ujarnya.
Samiruddin menerangkan bahwa Jamaah An-Nadzir mulai melaksanakan puasa sejak tanggal 22 Maret lalu.
"Pada Ramadan ke-27, bertepatan dengan Senin, 17 April 2023, bulan terbit di ufuk timur sekitar jam 03.15 WITA, terbenam di Barat sekitar jam 15.44 WITA," bebernya.
Kemudian pada Ramadan hari ke-28, bertepatan dengan Selasa, 18 April 2023, bulan terbit di timur sekitar pukul 04.06 WITA, terbenam di barat sekitar pukul 16.30 WITA.
"Dilihat dengan menggunakan kain tipis hitam, nampak bulan bersusun tiga, namun yang satu sangat tipis. Hal ini berarti, bulan masih terbit lagi dua kali di timur," tuturnya.
Selanjutnya pada Ramadan ke-29 yang bertepatan tanggal 19 April, kata Samiruddin, bahwa bulan terbit di timur sekitar pukul 04.56 WITA dan tenggelam di barat sekitar pukul 17.17 WITA.
"Perlu diketahui dan diperhatikan bahwa, selama bulan di timur masih duluan terbit daripada Matahari. Itu artinya masih bulan tua. Begitu juga di Barat, selama bulan masih duluan terbenam daripada Matahari, maka itu artinya masih bulan tua (meskipun sulit dilihat secara kasat mata, sebagaimana sulitnya dilihat hilal atau bulan baru," jelasnya.
Sementara pada Ramadan hari ke-30 bertepatan dengan Kamis 20 April, kata Samiruddin bulan masih duluan terbit di timur sekitar pukul 05.46 WITA, sedangkan matahari terbit sekitar pukul 05.54 WITA.
"Terdapat kurang lebih selisih sekitar 8 menit yang artinya ini masih bulan tua Ramadan, namun perjalanannya sudah tidak sampai ke barat. Hal ini sesuai dengan adanya fenomena alam yang secara sunnatullah terjadinya Gerhana Matahari Hibrid sekitar jam 12.15 WITA yang juga akan diikuti dengan terjadinya pasang puncak (konda) air laut, sebagai salah satu indikator dan parameter pergantian bulan," ungkapnya.
Adanya peristiwa gerhana matahari hibrid pada Kamis, (20/4) sekitar pukul 12.15 WITA, terang Samiruddin, sebuah pertanda dan bukti yang nyata menunjukkan terjadinya pergantian bulan Ramadan ke Syawal 1444 Hijiriah.
"Pergantian bulan Ramadan ke Syawal yang ditandai dengan gerhana matahari hibrid yang terjadi sekitar pukul 12.15 WITA, pasang puncak air laut. maka puasa pada hari ini, tidak full sampai Maghrib (hanya setengah hari saja), jamaah An-Nadzir sudah buka puasa," terangnya.
"Hal ini dilakukan sebagaimana yang diajarkan dan dicontohkan oleh guru dan imam KH Syamsuri Abdul Madjid (demi kehati-hatian dan menjaga hukum yang mengharamkan puasa di 1 Syawal)," imbuhnya.
Kemudian Jamaah An-Nadzir kata Samiruddin melakukan buka puasa setelah selesai pelaksanaan salat sunah kusuf yakni, sekitar pukul 12.30 WITA.
"Salat sunnah kusuf dilakukan secara berjamaah di Masjid Baitul Muqaddis Pondok An-Nadzir atau dilakukan di rumah masing masing jamaah bersama keluarga. Karena pergantian bulan terjadi sekitar jam 12.30 WITA, maka jamaah An-Nadzir memutuskan shalat Idulfitri 21 April 2023," pungkasnya.