Din Syamsudin Singgung Narasi Lama Foto Kartini
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin membahas soal foto RA Kartini yang selama ini diketahui masyarakat, berbeda dari apa yang ia pahami.
Komentar itu disampaikan Din dalam momentum Idulfitri versi Muhammadiyah yang jatuh pada Jumat (21/4) dan bertepatan pada peringatan Hari Kartini.
"Saya mengetahui Raden Ajeng Kartini itu adalah murid dari KH Saleh Darat," ujar dia kepada wartawan usai salat Id di Jakarta, Jumat (21/4).
"Jadi seorang santriwati ya, dan ada fotonya pakai kerudung. Namun yang berkembang tidak pakai kerudung katanya dari Belanda itu," lanjutnya.
Foto tak memiliki sumber sahih
Komentar Din Syamsudin ini sebenarnya pernah menjadi perdebatan pada 2018 lalu. Kala itu, sebuah foto RA Kartini dengan mengenakan kerudung viral di media massa.
Diberitakan Antara, foto tersebut mirip dengan deskripsi dari Din Syamsudin, yakni RA Kartini menjadi santri Kiai Saleh Darat, tidak berkonde dan berkebaya. Namun tidak ada sumber sahih yang menyatakan bahwa foto tersebut valid.
Lihat Juga : |
Sementara itu, turnbackhoax.id pada Agustus lalu menyebut bahwa foto RA Kartini dengan kerudung dan menjadi seorang santri merupakan "narasi lama".
"Sejarawan dari Universitas Indonesia, Agus Setiawan menjelaskan bahwa meskipun Kartini memang pernah menjadi seorang santriwati, namun foto-foto Kartini sejak masa kecilnya lebih didominasi tradisi Jawa, yakni dengan konde dan kebaya," tulis turnbackhoax.id.
Selain itu, turnbackhoax.id mengutip sejarawan sekaligus pendiri Komunitas Historia Indonesia, Asep Kambali, soal foto ini. Asep pernah mengatakan kepada Kompas bahwa dari banyak foto Kartini yang tercatat sejarah, tidak ada foto yang menunjukkan Kartini mengenakan kerudung dan kacamata.
"Asep juga menyatakan bahwa foto tersebut merupakan hasil rekayasa digital." tulis turnbackhoax.id.
RA Kartini adalah seorang tokoh Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini juga dikenal sebagai pejuang kemerdekaan dan kedudukan kaumnya, pada saat itu terutama wanita Jawa.
Setiap tahun, tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini, bertepatan dengan hari lahirnya Kartini 21 April 1879.
Sementara itu, Din menjelaskan hari Idulfitri versi Muhammadiyah yang bertepatan dengan Hari Kartini dinilai memiliki makna spesial, khususnya bagi kaum muslim.
Makananya, kata dia, meyakini jasa ibu kartini sebagai pembebas kaum perempuan Indonesia dan sebagai sosok yang menegakkan keadilan gender.
(can/end)