Gaduh Selisih Harga Makan Rp39 Ribu Jubir PSI, Giring Ikut Minta Maaf
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha ikut meminta maaf soal selisih harga makan juru bicara partainya, Sigit Widodo di rest area KM 86A beberapa hari lalu.
Meski persoalan pribadi, PSI menurut Giring perlu ikut minta maaf karena membawa-bawa partai.
"Terkait permasalahan harga makan di rest area KM 86 oleh @sigitwid maka saya selaku ketum PSI mohon maaf atas kegaduhan dan kesalahpahaman antara bro sigit dan penjual @devinur098," kata Giring dalam cuitan di akun twitternya, @Giring_Ganesha, Selasa (25/4).
Menurut Giring masalah ini dalam pemberitaan telah membawa nama PSI sebagai partai. "maka kami akan bertanggung jawab untuk menyelesaikan secara kekeluargaan," katanya.
Giring mengatakan PSI akan mengirim perwakilan ke pengelola rest area KM 86A dan ke pemilik rumah makan untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan. "Tanpa perlu hukuman apapun kepada pemilik warung," imbuhnya.
Ia menegaskan PSI mendukung pemberdayaan dan penguatan UMKM sebagai soko guru ekonomi kerakyatan.
Sigit Minta Maaf
Sigit Widodo sendiri juga sudah menyatakan permintaan maaf terkait masalah ini. Dalam klarifikasi yang juga disampaikan di akun twitternya, Sigit merasa perlu mengklarifikasi karena ada beberapa hal yang jadi kontroversi.
Sigit meminta maaf terkait perbedaan keterangan soal jumlah menu yang disantapnya dari semula dua porsi nasi ayam, menjadi ada beberapa lauk yang turut dipesan.
"Kalau ini dianggap sebagai informasi yang menyesatkan, saya mohon maaf kepada semua pihak, termasuk pada RM Hadea," katanya.
Sigit mengatakan pihak rumah makan mengakui ada selisih harga Rp39 ribu yang seharusnya ia bayar. Ia ditagih Rp155 ribu meski sebenarnya menurut pihak RM Hadea harga semestinya yakni Rp116 ribu. Meski pihak rumah makan bersedia mengembalikan selisih, Sigit mengaku belum memberikan nomor rekening sebelum bertemu untuk bersilatuhrahmi.
Ia menegaskan uang Rp39 ribu mungkin kecil bagi beberapa orang namun bernilai bagi orang lain terutama yang pas-pasan saat mudik.
"Bisa saja saya sedang dalam kondisi tidak membawa uang yang cukup, dan ini bisa terjadi pada pemudik-pemudik lain. Itu yang melatarbelakangi cuitan pertama saya," katanya.
Meski begitu ia menegaskan apa yang dilakukan karyawan rumah makan itu tidak bisa dibenarkan terlebih tidak memberikan bon.
"Untuk yang tidak berkenan dengan cuitan saya, perkenankan saya menyampaikan permohonan maaf, demikian juga pada semua netizen Indonesia yang mungkin dibuat lelah dengan kontroversi cuitan saya," kata Sigit.
(sur/sur)